digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Johanna Ruth Adiasti
PUBLIC Alice Diniarti

Dendrobium spectabile (Blume) Miq. merupakan salah satu spesies anggrek endemik Papua yang banyak diminati oleh masyarakat. Eksploitasi yang berlebihan di habitat alaminya menyebabkan status anggrek ini terancam punah. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbanyakan untuk tujuan konservasi. Perbanyakan spesies anggrek secara cepat dan efisien dapat dilakukan melalui teknik kultur jaringan, yang merupakan salah satu metode konservasi ex situ. Pada penelitian ini dilakukan penambahan berbagai konsentrasi ekstrak pisang ambon ke dalam media kultur in vitro untuk dilihat pengaruhnya terhadap multiplikasi protocorm-like body (PLB), tunas, dan daun anggrek D. spectabile. Terdapat enam kombinasi media yang digunakan, yaitu media basal Murashige dan Skoog (MS) (kontrol), MS + 100 g/L ekstrak pisang ambon (P1), MS + 150 g/L ekstrak pisang ambon (P2), MS + 200 g/L ekstrak pisang ambon (P3), MS + 250 g/L ekstrak pisang ambon (P4) dan MS + BAP 2 mg/L (P5). Eksplan (protocorm) ditanam ke dalam keenam media tersebut dan diinkubasi pada suhu ruang selama 16 minggu. Parameter yang diamati berupa multiplikasi PLB, tunas, dan daun. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan pengolahan data (enam pengulangan) dilakukan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) dengan selang kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa multiplikasi PLB dengan rata-rata tertinggi diperoleh pada P1 (4,33 ± 3,61 PLB), dan menunjukkan perbedaan yang nyata dengan kontrol maupun perlakuan lainnya. Multiplikasi tunas dengan rata-rata tertinggi diperoleh pada P2 (4,5 ± 3,73 tunas), dan menunjukkan perbedaan yang nyata dengan kontrol maupun perlakuan lainnya. Multiplikasi daun dengan rata-rata tertinggi diperoleh pada P2 (4,17 ± 2,93 daun), dan menunjukkan perbedaan yang nyata dengan kontrol maupun perlakuan lainnya. Berdasarkan kurva tumbuh, diferensiasi PLB tercepat terjadi pada minggu ke-3 yaitu pada P5, namun pada akhir pengamatan (minggu ke-16), pertumbuhan PLB dengan jumlah rata-rata tertinggi terjadi pada P1. Diferensiasi tunas tercepat terjadi pada minggu ke-5 yaitu pada P5, namun pada akhir pengamatan (minggu ke-16), pertumbuhan tunas dengan jumlah rata-rata tertinggi terjadi pada P2. Diferensiasi daun tercepat terjadi pada minggu ke-6 yaitu pada P5, namun pada akhir pengamatan (minggu ke-16), pertumbuhan daun dengan jumlah rata-rata tertinggi terjadi pada P2. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penambahan 100 g/L ekstrak pisang ambon dapat memberi pengaruh terbaik terhadap multiplikasi PLB anggrek D. spectabile, dan penambahan 150 g/L ekstrak pisang ambon dapat memberi pengaruh terbaik terhadap multiplikasi tunas serta daun anggrek D. spectabile.