ABSTRAK Adela Damika Putri
PUBLIC TINI SUPARTINI
COVER Adela Damika Putri
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Adela Damika Putri
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Adela Damika Putri
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Adela Damika Putri
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Adela Damika Putri
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Adela Damika Putri
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Adela Damika Putri
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan bagian tanaman kelor yang kaya akan senyawa bioaktif
yang memiliki kemampuan sebagai zat antibakteri dan antioksidan. Namun, secara umum senyawa
bioaktif sering kali berikatan dengan dinding sel daun kelor. Oleh karenanya, perlu dilakukan
proses fermentasi substrat padat oleh jamur yang dapat menghasilkan enzim untuk melepaskan
ikatan antara senyawa bioaktif dari dinding sel. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
pengaruh fermentasi pada daun kelor oleh jamur A. niger sebagai salah satu metode untuk
meningkatkan senyawa bioaktivitas didalam ekstrak daun kelor. Fermentasi dilakukan selama 7
hari dengan pengambilan data kandungan lignoselulosa, dan perolehan ekstrak pada hari ke-0, 1,
3, 5, dan 7. Perolehan ekstrak tertinggi didapatkan pada hari ke-5 fermentasi, dengan besar
perolehan ekstrak sebesar 9,71 %. Hasil ekstrak daun kelor kemudian dianalisis kandungan total
flavonoid, kandungan total fenolik, aktivitas antibakteri, aktivitas antioksidan, dan kuantifikasi
kandungan kaempferol. Kandungan total flavonoid dan fenolik tertinggi didapatkan pada hari ke-
5 fermentasi dengan nilai secara berturut-turut sebesar 168,34 (mg QE/g ekstrak) dan 283,20 (mg
GAE/g ekstrak). Ekstrak daun kelor fermentasi hari ke-5 menunjukan aktivitas antibakteri pada
kultur E. coli, B. subtilis, dan S. aureus dengan diameter zona hambat berturut-turut sebesar 11,88
mm, 11,35 mm, dan 9 mm. Nilai IC50 terendah didapatkan paling tinggi pada hari ke 5 fermentasi
dengan nilai 51,25 ppm. Konsentrasi kaempferol pada ekstrak daun kelor fermentasi hari ke-5
bernilai 4.074,32 mg/L atau meningkat 409% dibandingkan dengan perolehan tanpa fermentasi.
Selain itu, dilakukan analisis korelasi secara statistik untuk menentukan pengaruh antar parameter
uji ekstrak. Berdasarkan analisis korelasi, didapatkan nilai korelasi negatif pada parameter IC50
terhadap perolehan dan kandungan total fenolik.