Di Indonesia, terdapat jaring kontrol geodetik aktif yaitu Ina-CORS yang dikelola oleh
Badan Informasi Geospasial (BIG). Stasiun Ina-CORS dapat dimanfaatkan untuk
mendeteksi fenomena deformasi dengan magnitudo kecil. Namun, untuk melakukan
hal tersebut perlu diketahui jaring yang optimum dalam mendeteksi deformasi dengan
magnitudo kecil. Dalam pembangunan suatu jaring geodetik, tingkat presisi menjadi
salah satu hal yang perlu diperhatikan. Optimasi tingkat presisi dari jaring geodetik
dapat dilakukan menggunakan Single-Objective Optimization Model (SOOM). Tugas
akhir ini dibuat untuk memperoleh desain jaring Ina-CORS yang optimal dengan
mempertimbangkan aspek presisi menggunakan metode SOOM untuk mendeteksi
deformasi dengan magnitudo kecil. Studi kasus dari tugas akhir ini berfokus pada
Pulau Jawa, Pulau Bali, hingga Nusa Tenggara. Optimasi menggunakan metode
SOOM ini dilakukan dengan parameter pergeseran sebesar 5 mm. Pada proses
optimasi terdapat baseline yang dibuang dari jaring ideal yang terbentuk dengan
triangulasi Delaunay dan pembuangan baseline secara manual dengan
mempertimbangkan segitiga dengan geometri yang kurang kuat. Pembuangan baseline
pada saat optimasi dilakukan berdasarkan nilai bobot yang kecil. Hal ini dikarenakan
baseline dengan bobot yang kecil tidak akan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keseluruhan jaring. Hasil dari model jaring Ina-CORS pada penelitian ini
merupakan jaring Ina-CORS Pulau Jawa-Bali-Nusa Tenggara setelah proses optimasi.