Pemodelan sistem vakum pada tanah lempung lunak menggunakan program elemen
hingga merupakan hal yang biasa dilakukan oleh konsultan saat menemukan
masalah stabilitas atau penurunan tanah berlebih di suatu kawasan. Program elemen
hingga yang sering digunakan dalam analisis yaitu PLAXIS, karena pemodelan
yang cukup sederhana. Tetapi, pendekatan yang digunakan dalam program
PLAXIS tidak sesuai dengan kondisi aktual sistem vakum. Sistem vakum umumnya
memberikan tekanan air pori negatif pada tanah sehingga terjadi suction, sedangkan
PLAXIS menggunakan konsep water level reduction. Hal ini membuat kurangnya
keakuratan model dalam menggambarkan sistem vakum di lapangan. Program
elemen hingga ABAQUS dapat memodelkan kondisi sistem vakum di lapangan
secara real dengan memberikan tekanan air pori negatif pada model, sehingga dapat
menghasilkan gambaran perbaikan tanah di lapangan secara akurat.
Penelitian dimulai dengan back-analysis model axisymmetric dengan data
monitoring lapangan (settlement plate dan N-SPT). Setelah itu dilanjutkan dengan
pemodelan single-drain dan multi-drain plane strain dengan persamaan ekuivalensi
permeabilitas Indraratna (1997), Tran-Mitachi (2007), dan Kim-Lee (1996).
Persamaan ekuivalensi Indraratna memberikan hasil pendekatan yang paling baik
dalam penelitian ini. Analisis yang dilakukan dalam penelitian mencakup distribusi
tekanan vakum di PVD, durasi optimum sistem vakum, perubahan void ratio
terhadap beban, dan pergerakan lateral sistem vakum.
Hasil dari penelitian menunjukan tekanan vakum berkurang secara linear dengan
adanya penambahan kedalaman dan terdapat durasi optimum vakum yang
ditunjukan dengan pergerakan peningkatan tekanan vakum yang asimtotik terhadap
suatu nilai. Penelitian ini juga menghasilkan suatu persamaan yang
menggambarkan besaran reduksi void ratio terhadap derajat konsolidasi perbaikan
tanah.