Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting, sehingga apabila terjadi
gangguan kesehatan perlu dilakukan pengobatan baik secara pribadi maupun
kunjungan ke rumah sakit. Kerugian finansial dari pengobatan gangguan kesehatan
tersebut dapat dialihkan ke asuransi kesehatan. Perusahaan asuransi kesehatan
harus menetapkan premi, tarif dari kontrak asuransi yang harus dibayar oleh
pemegang polis, untuk menutupi seluruh kerugian yang mungkin terjadi. Premi
tidak bisa ditetapkan sama untuk seluruh pemegang polis karena masing-masing
individu memiliki risiko gangguan kesehatan yang berbeda. Penetapan premi harus
dilakukan dengan mempertimbangkan faktor risiko masing-masing pemegang
polis. Dengan menggunakan data klaim asuransi kesehatan karyawan suatu
perusahaan, maka akan dilihat pengaruh faktor risiko yang menjadi variabel
prediktor, yaitu usia, jenis kelamin, dan jenis produk asuransi terhadap variabel
respon frekuensi dan severitas klaim. Perkalian antara ekspektasi frekuensi dan
severitas klaim akan menghasilkan premi murni untuk masing-masing individu.
Untuk memodelkan hubungan antar variabel tersebut akan dibandingkan
kemampuan dari Generalized Linear Model (GLM) dan Generalized Additive
Model (GAM), perluasan dari GLM yang memungkinkan untuk memodelkan efek
non-linear dari variabel prediktor di variabel respon, dalam menetapkan premi
murni asuransi kesehatan. Pada Tugas Akhir ini, dilakukan pembentukan model
terhadap data pemegang polis di tahun 2019 sebanyak 8.745 dengan jumlah ajuan
klaim sebanyak 1.110. Model GLM dan GAM yang diperoleh mampu mencukupi
seluruh kerugian klaim pemegang polis. Melalui penilaian MAE dan MDAE
terhadap hasil prediksi severitas dan frekuensi klaim, model GAM memiliki
kemampuan yang lebih baik dibandingkan model GLM dalam menentukan premi
murni asuransi kesehatan.