Satelit altimetri memiliki peran penting dalam mengamati dinamika tinggi permukaan air di seluruh permukaan bumi. Dalam beroperasi, satelit altimetri juga melakukan pengukuran pada atmosfer untuk mengestimasi bias yang ditimbulkan. Data-data yang diperoleh satelit altimetri memiliki potensi yang besar untuk mengamati fenomena meteorologi, salah satunya adalah siklon tropis. Namun, hal tersebut masih jarang dilakukan di Indonesia. Pada tanggal 2-12 April 2021 terjadi siklon tropis Seroja yang mengakibatkan curah hujan yang tinggi dan banjir di Nusa Tenggara Timur. Hal tersebut menjadi latar belakang penelitian untuk mengamati siklon tropis Seroja dengan menggunakan satelit altimetri Jason-3.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sea Level Anomaly (SLA), Wet Tropospheric Correction (WTC) yang akan dikonversi menjadi PWV (Precipitable Water Vapor), Significant Wave Height (SWH), dan Wind Speed (WS). Secara umum, pengolahan yang dilakukan terbagi menjadi tiga, yaitu pengolahan pada pass sampel, titik sampel, dan area penelitian secara keseluruhan.
Hasil penelitian pada pass sampel menunjukkan bahwa nilai SLA akan mengecil ketika semakin dekat dari pusat siklon tropis dan akan membesar ketika semakin jauh. Sedangkan SWH, PWV, dan WS akan memiliki nilai yang semakin besar ketika mendekati pusat siklon tropis. Nilai SLA tertinggi terdapat pada pass sampel-1 yaitu sebesar 67 cm. Nilai SWH, PWV, dan WS tertinggi terdapat pada pass sampel-3 dengan besar masing-masing adalah 4,649 m, 10,76 cm, 18,42 m/s.
Hasil penelitian pada titik sampel di lutan lepas menunjukkan bahwa nilai SWH, PWV, dan WS saat terjadi siklon tropis Seroja memiliki nilai yang tertinggi saat dibandingkan nilainya ketika tidak terjadi siklon tropis. Hasil penelitian titik sampel juga menunjukkan penurunan nilai PWV dan WS yang cukup besar hingga 10 hari setelah terjadinya siklon tropis.
Hasil penelitian pada titik sampel di dekat pulau Australia menunjukkan bahwa nilai SLA saat terjadi siklon tropis Seroja memiliki nilai yang tertinggi. Hal ini disebabkan oleh interferensi konstruktif antara gelombang storm surge dengan pasang surut harian.
Model yang dihasilkan pada pengolahan di area penelitian telah dapat menunjukkan wilayah yang mengalami kenaikan nilai SWH, PWV, dan WS akibat siklon tropis Seroja. Selain itu, penurunan nilai PWV dan WS juga dapat terlihat dari perbandingan model setiap minggunya.