Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pada awal tahun 2020 ini merupakan salah satu kejadian yang sangat berdampak bagi Indonesia. Salah satu bidang yang terdampak secara negatif ialah bidang perekonomian. Oleh karena itu, semakin banyak masyarakat Indonesia yang tertarik dengan investasi terutama pada reksa dana untuk mencari alternatif pemasukan. Akibat lain dari pandemi adalah banyaknya penurunan harga saham sehingga akan lebih baik berinvestasi pada opsi put untuk meminimalisir kerugian atau bahkan mengambil keuntungan. Oleh karena itu, akan dicoba rekonstruksi reksa dana yang ada dengan metode Black-Litterman untuk dibandingkan dengan kinerja reksa dana yang sesungguhnya serta dilihat perbandingan pada kondisi pandemi maupun tanpa pandemi. Metode Black-Litterman ini digunakan untuk menentukan return saham dengan melibatkan penambahan opini investor. Penelitian ini menggunakan data historis reksa dana Schroder Dana Istimewa periode Januari 2014 hingga Desember 2021 dan hanya digunakan 10 saham dengan proporsi terbesar yang diambil pada Januari 2022. Return yang dihasilkan melalui simulasi selalu lebih baik daripada return yang dihasilkan oleh reksa dana Schroder Dana Istimewa ini sendiri. Pada kondisi pandemi return portofolio opsi sedikit lebih buruk dibandingkan dengan kondisi tanpa pandemi, sedangkan pada portofolio saham, return yang diperoleh tidak berpola karena metode Black-Litterman sangat bergantung kepada opini investor. Dampak frekuensi pembentukan portofolio terlihat jelas pada portofolio opsi, ketika frekuensi pembentukan portofolio semakin banyak, semakin besar juga return yang dihasilkan.
Perpustakaan Digital ITB