digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ozon merupakan polutan sekunder yang umum di daerah perkotaan. Analisis konsentrasi ozon kali ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran konsentrasi ozon udara ambien di DKI Jakarta pada tahun 2018-2020. Tujuan penelitian ini adalah menentukan variasi diurnal ozon, konsentrasi ozon rata-rata 1 jam, 8 jam, dan 1 tahun untuk dibandingkan dengan baku mutu nasional, serta korelasi faktor meteorologis dengan konsentrasi ozon. Data yang digunakan adalah data sekunder hasil pemantauan di 5 lokasi Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) DKI Jakarta. Pola variasi diurnal menunjukkan bahwa jam puncak konsentrasi ozon setiap tahunnya tidak berubah signifikan dan selalu terjadi pada pukul 12.30, kecuali di SPKU DKI 3 (Jagakarsa, Jakarta Selatan) yang terjadi pada pukul 14.00. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada tahun 2020 memberikan pengaruh positif terhadap konsentrasi ozon di Jakarta, tetapi tidak signifikan. Setidaknya lebih dari 1,3% dalam setahun di seluruh lokasi pemantauan kualitas udara, konsentrasi ozon rerata 1 jam melampaui baku mutu. Untuk konsentrasi ozon rerata 8 jam maksimum, setidaknya lebih dari 71% pada setiap lokasi stasiun pada setiap tahun, melampaui baku mutu udara ambien nasional. Berdasarkan nilai koefisien korelasi antara faktor meteorologis dengan konsentrasi ozon, temperatur udara dan kelembapan berkorelasi kuat dengan ozon; sedangkan radiasi sinar matahari dan kecepatan angin berkorelasi rendah hingga sedang.