15317004_Alifah Zul Hikma_Abstrak TA (Indo & Eng).pdf)u
PUBLIC Open In Flip Book Garnida Hikmah Kusumawardana
Ozon merupakan polutan sekunder yang umum di daerah perkotaan. Analisis konsentrasi ozon kali
ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran konsentrasi ozon udara ambien di DKI Jakarta pada
tahun 2018-2020. Tujuan penelitian ini adalah menentukan variasi diurnal ozon, konsentrasi ozon
rata-rata 1 jam, 8 jam, dan 1 tahun untuk dibandingkan dengan baku mutu nasional, serta korelasi
faktor meteorologis dengan konsentrasi ozon. Data yang digunakan adalah data sekunder hasil
pemantauan di 5 lokasi Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) DKI Jakarta. Pola variasi
diurnal menunjukkan bahwa jam puncak konsentrasi ozon setiap tahunnya tidak berubah signifikan
dan selalu terjadi pada pukul 12.30, kecuali di SPKU DKI 3 (Jagakarsa, Jakarta Selatan) yang terjadi
pada pukul 14.00. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada tahun 2020
memberikan pengaruh positif terhadap konsentrasi ozon di Jakarta, tetapi tidak signifikan.
Setidaknya lebih dari 1,3% dalam setahun di seluruh lokasi pemantauan kualitas udara, konsentrasi
ozon rerata 1 jam melampaui baku mutu. Untuk konsentrasi ozon rerata 8 jam maksimum,
setidaknya lebih dari 71% pada setiap lokasi stasiun pada setiap tahun, melampaui baku mutu udara
ambien nasional. Berdasarkan nilai koefisien korelasi antara faktor meteorologis dengan konsentrasi
ozon, temperatur udara dan kelembapan berkorelasi kuat dengan ozon; sedangkan radiasi sinar
matahari dan kecepatan angin berkorelasi rendah hingga sedang.