DKI Jakarta sebagai perkotaan besar dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan aktivitas
penduduk yang bervariasi mendorong terbentuknya pencemar udara, salah satunya senyawa
hidrokarbon. Hidrokarbon diklasifikasikan menjadi Total Hydrocarbon (THC) yang
merupakan total keseluruhan dari Non-Methane Hydrocarbon (NMHC) dan Methane
Hydrocarbon (MHC). Perbedaan landuse pada masing – masing lokasi pemantauan, jumlah
kendaraan bermotor, dan keterlibatan senyawa hidrokarbon pada reaksi smog fotokimia
berimplikasi pada variasi temporal dan spasial konsentrasi senyawa hidrokarbon. Penelitian
ini bertujuan untuk melakukan analisis spasial temporal senyawa hidrokarbon dan analisis
korelasi senyawa hidrokarbon dengan senyawa NOx, NO, NO2, O3, dan BTEX. Berdasarkan
data konsentrasi senyawa hidrokarbon yang tersedia pada tahun 2018 – 2019, diketahui
bahwa terdapat variasi temporal musiman dan tahunan, serta variasi spasial konsentrasi
senyawa hidrokarbon tertinggi pada DKI 1 (Bundaran HI, Jakarta Pusat), lalu DKI 5 (Kebon
Jeruk, Jakarta Barat), dan terakhir DKI 3 (Jagakarsa, Jakarta Selatan). Hasil uji korelasi pada
DKI 1 dan DKI 5 menunjukkan senyawa hidrokarbon berbanding lurus dengan senyawa
NOx, NO2, NO, dan O3, sedangkan pada DKI 3 sebaliknya. Selain itu hasil uji korelasi pada
DKI 1 dan DKI 5 senyawa hidrokarbon berbading terbalik dengan senyawa BTEX,
sedangkan pada DKI 3 berbanding lurus.