digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

DKI Jakarta sebagai perkotaan besar dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan aktivitas penduduk yang bervariasi mendorong terbentuknya pencemar udara, salah satunya senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon diklasifikasikan menjadi Total Hydrocarbon (THC) yang merupakan total keseluruhan dari Non-Methane Hydrocarbon (NMHC) dan Methane Hydrocarbon (MHC). Perbedaan landuse pada masing – masing lokasi pemantauan, jumlah kendaraan bermotor, dan keterlibatan senyawa hidrokarbon pada reaksi smog fotokimia berimplikasi pada variasi temporal dan spasial konsentrasi senyawa hidrokarbon. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis spasial temporal senyawa hidrokarbon dan analisis korelasi senyawa hidrokarbon dengan senyawa NOx, NO, NO2, O3, dan BTEX. Berdasarkan data konsentrasi senyawa hidrokarbon yang tersedia pada tahun 2018 – 2019, diketahui bahwa terdapat variasi temporal musiman dan tahunan, serta variasi spasial konsentrasi senyawa hidrokarbon tertinggi pada DKI 1 (Bundaran HI, Jakarta Pusat), lalu DKI 5 (Kebon Jeruk, Jakarta Barat), dan terakhir DKI 3 (Jagakarsa, Jakarta Selatan). Hasil uji korelasi pada DKI 1 dan DKI 5 menunjukkan senyawa hidrokarbon berbanding lurus dengan senyawa NOx, NO2, NO, dan O3, sedangkan pada DKI 3 sebaliknya. Selain itu hasil uji korelasi pada DKI 1 dan DKI 5 senyawa hidrokarbon berbading terbalik dengan senyawa BTEX, sedangkan pada DKI 3 berbanding lurus.