PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan suatu perusahan yang bergerak di bidang
transportasi kereta terbesar di Indonesia. Saat ini, terdapat 9 daerah operasi PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) di pulai Jawa, yakni Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Purwokerto,
Yogyakarta, Madiun, Surabaya, dan Jember. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) pada beberapa
tahun belakangan ini baru saja menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR)
terakait dengan kewajiban yang tertuang pada UU No.40 Pasal 74 Tahun 2007 Perusahaan
Terbatas (PT). Sesuai dengan tujuan dari program CSR yang baru berjalan pada perusahaan,
perusahaan sedang meneliti seberapa besar dampak yang dihasilkan dari investasinya terhadap
program CSR. Menurut financial statement dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tahun 2017
sampai dengan kuartal 2 tahun 2021, perusahan mengalami permasalahan dalam mengatur
pengeluarannya dan menghasilkan profit dengan menggunakan aset yang dimilikinya. Dengan
adanya hal ini, perusahaan harus benar-benar memperhitungkan pengeluaran yang mereka
lakukan, termasuk investasi pada dana wajib untuk program CSR yang baru dijalankan oleh
perusahaan. Menurut unit CSR pada perusahaan, saat ini perusahaan sedang menilai seberapa
besar dampak yang dihasilkan dari investasi yang mereka keluarkan untuk program CSR,
khususnya pada penelitian ini adalah program Bina Lingkungan untuk Pengolahan Sampah
menggunakan lalat Black Soldier.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode dalam beberapa tahapan.
Tahapan pertama merupakan analsis eksternal (PESTLE) dan analisis internal (SWOT dan
rasio keuangan berupa analisis rasio profitabilitas) dari perusahaan tersebut untuk membantu perusahaan dalam menentukan kelayakan dari investasi yang perusahaan keluarkan untuk
program CSR seperti pengolahan sampah menggunakan Black Soldier Fly (BSF).
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dan tentunya perusahaan-perusahaan go public di
Indonesia, wajib mengeluarkan dana investasi untuk program Corporate Social Responsibility
(CSR) setiap tahunnya. Mengetahui hal ini, penulis melakukan analisa terhadap pengeluaran
perusahaan berupa dana investasi CSR, khususnya untuk program pengelolaan sampah
menggunakan lalat Black Soldier, untuk menentukan seberapa besar nilai dampak yang
dihasilkan oleh investasi tersebut. Analisa dilakukan dengan menggunakan Social Return on
Investment (SROI) ratio. Adapun beberapa tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini
seperti analisis pemangku kepentingan, pemetaan dampak, perhitungan nilai dampak, value of
input, dan SROI ratio. Hasil dari SROI ratio yang berupa dampak sosial, merupakan nilai yang
dapat menentukan seberapa besar nilai yang dihasilkan untuk setiap Rp 1 yang dikeluarkan
oleh investasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Implikasi dari nilai dampak yang dihasilkan
oleh investasi dana CSR berupa adanya nilai pasti bagi perusahaan dan untuk mengevaluasi
dan menentukan seberapa besar dampak dari investasi yang dilakukan oleh perusahaan.