digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Teknologi digital ada untuk membuat hidup manusia lebih mudah dalam banyak hal. Ada begitu banyak peluang dalam pengembangan teknologi digital. Cara manusia membayar berbagai hal bahkan sekarang mengadaptasi teknologi digital. Pembayaran adalah salah satu hal yang paling penting karena tidak ada apa pun di dunia ini yang gratis. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian di sektor ini. Pergeseran dalam sistem pembayaran berlaku untuk hampir semua negara di dunia dan itu termasuk Indonesia. Negara ini sekarang berjalan menuju jalur tanpa uang tunai. Ada beberapa produk pembayaran elektronik yang tersedia di Indonesia. E-money dan e-wallet adalah dua produk pembayaran yang layak untuk disorot. Keduanya berkembang pesat di negara ini. Di Indonesia, istilah e-money didefinisikan sebagai pembayaran elektronik yang berbasis kartu. Ewallet adalah alat pembayaran yang didasarkan pada server. Meskipun pertumbuhan pembayaran elektronik sangat tinggi, dampak dari produk-produk tersebut terhadap perekonomian Indonesia masih dianggap rendah. Ini tercermin dari kontribusinya yang rendah terhadap PDB Indonesia. Salah satu alasannya adalah karena emiten tidak sepenuhnya memahami apa yang benar-benar diinginkan dan dibutuhkan konsumen. Karena ketidakmampuan untuk memahami pasar, produk tidak menarik konsumen dan penggunaannya juga tidak maksimal. Untuk alasan ini, preferensi mahasiswa terhadap dua sistem pembayaran tanpa uang tunai yang berbeda, e-money dan e-wallet, dipelajari. Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan pembayaran yang diuji di sini adalah kecepatan, kenyamanan, keamanan, penerimaan pedagang dan gaya hidup digital. Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa pilihan antara e-money dan e-wallet hanya berlaku untuk transaksi yang menerima kedua mode pembayaran. Sampel yang diteliti adalah mahasiswa di Indonesia. Mahasiswa di Indonesia diyakini sebagai representasi hebat dari generasi yang memiliki tingkat adopsi tinggi teknologi digital. Statistik deskriptif, uji-t independen dan regresi logistik biner dilakukan untuk mencapai tujuan utama. Jumlah responden yang dikumpulkan adalah 875 orang dan hanya 857 yang dianalisis lebih lanjut. Dari penelitian, ditemukan ewallet lebih disukai untuk mahasiswa dibandingkan dengan e-money. E-wallet lebih disukai untuk membayar makanan dan minuman, pakaian, dan hiburan. Juga ditemukan bahwa siswa di DKI Jakarta dan Jawa Barat lebih menyukai e-wallet. Tepatnya, mereka yang tinggal di Jakarta lebih memilih e-wallet daripada e-money daripada mereka yang tinggal di Jawa Barat. Baik mahasiswa dari fakultas sosial dan sains lebih suka e-wallet dibandingkan dengan e-money. Mahasiswa dari fakultas sains lebih suka e-wallet daripada e-money daripada mahasiswa dari fakultas sosial. Kemudian, indeks gaya hidup digital dari mereka yang lebih suka e-wallet lebih kecil sama dengan mereka yang lebih suka e-money. Sedangkan untuk model, kecepatan adalah salah satu faktor penting dalam memilih metode pembayaran, dalam hal ini adalah antara e-money dan e-wallet. Sehubungan dengan temuan ini, direkomendasikan bagi penerbit e-wallet untuk mendapatkan lebih banyak kolaborasi dengan sektor F&B, pakaian dan transportasi. Maka, lebih baik kecepatan produk e-wallet dikembangkan lebih lanjut. Salah satu rekomendasi iv untuk penerbit e-money adalah menargetkan pasar lain dengan rentang usia yang berbeda. Rekomendasi lainnya adalah untuk menyoroti keunggulan kompetitifnya yaitu kecepatan dan mencapai lebih banyak kolaborasi dengan toko buku. Penulis juga merekomendasikan kepada kedua penerbit untuk memperkuat strategi pemasaran mereka seperti memberikan diskon dan promosi.