Teknologi digital ada untuk membuat hidup manusia lebih mudah dalam banyak
hal. Ada begitu banyak peluang dalam pengembangan teknologi digital. Cara
manusia membayar berbagai hal bahkan sekarang mengadaptasi teknologi digital.
Pembayaran adalah salah satu hal yang paling penting karena tidak ada apa pun di
dunia ini yang gratis. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk melakukan
penelitian di sektor ini. Pergeseran dalam sistem pembayaran berlaku untuk hampir
semua negara di dunia dan itu termasuk Indonesia. Negara ini sekarang berjalan
menuju jalur tanpa uang tunai. Ada beberapa produk pembayaran elektronik yang
tersedia di Indonesia. E-money dan e-wallet adalah dua produk pembayaran yang
layak untuk disorot. Keduanya berkembang pesat di negara ini. Di Indonesia, istilah
e-money didefinisikan sebagai pembayaran elektronik yang berbasis kartu. Ewallet
adalah alat pembayaran yang didasarkan pada server. Meskipun
pertumbuhan pembayaran elektronik sangat tinggi, dampak dari produk-produk
tersebut terhadap perekonomian Indonesia masih dianggap rendah. Ini tercermin
dari kontribusinya yang rendah terhadap PDB Indonesia. Salah satu alasannya
adalah karena emiten tidak sepenuhnya memahami apa yang benar-benar
diinginkan dan dibutuhkan konsumen. Karena ketidakmampuan untuk memahami
pasar, produk tidak menarik konsumen dan penggunaannya juga tidak maksimal.
Untuk alasan ini, preferensi mahasiswa terhadap dua sistem pembayaran tanpa uang
tunai yang berbeda, e-money dan e-wallet, dipelajari. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pilihan pembayaran yang diuji di sini adalah kecepatan,
kenyamanan, keamanan, penerimaan pedagang dan gaya hidup digital. Penelitian
ini didasarkan pada asumsi bahwa pilihan antara e-money dan e-wallet hanya
berlaku untuk transaksi yang menerima kedua mode pembayaran. Sampel yang
diteliti adalah mahasiswa di Indonesia. Mahasiswa di Indonesia diyakini sebagai
representasi hebat dari generasi yang memiliki tingkat adopsi tinggi teknologi
digital. Statistik deskriptif, uji-t independen dan regresi logistik biner dilakukan
untuk mencapai tujuan utama. Jumlah responden yang dikumpulkan adalah 875
orang dan hanya 857 yang dianalisis lebih lanjut. Dari penelitian, ditemukan ewallet
lebih disukai untuk mahasiswa dibandingkan dengan e-money. E-wallet
lebih disukai untuk membayar makanan dan minuman, pakaian, dan hiburan. Juga
ditemukan bahwa siswa di DKI Jakarta dan Jawa Barat lebih menyukai e-wallet.
Tepatnya, mereka yang tinggal di Jakarta lebih memilih e-wallet daripada e-money
daripada mereka yang tinggal di Jawa Barat. Baik mahasiswa dari fakultas sosial
dan sains lebih suka e-wallet dibandingkan dengan e-money. Mahasiswa dari
fakultas sains lebih suka e-wallet daripada e-money daripada mahasiswa dari
fakultas sosial. Kemudian, indeks gaya hidup digital dari mereka yang lebih suka
e-wallet lebih kecil sama dengan mereka yang lebih suka e-money. Sedangkan
untuk model, kecepatan adalah salah satu faktor penting dalam memilih metode
pembayaran, dalam hal ini adalah antara e-money dan e-wallet. Sehubungan dengan
temuan ini, direkomendasikan bagi penerbit e-wallet untuk mendapatkan lebih
banyak kolaborasi dengan sektor F&B, pakaian dan transportasi. Maka, lebih baik
kecepatan produk e-wallet dikembangkan lebih lanjut. Salah satu rekomendasi
iv
untuk penerbit e-money adalah menargetkan pasar lain dengan rentang usia yang
berbeda. Rekomendasi lainnya adalah untuk menyoroti keunggulan kompetitifnya
yaitu kecepatan dan mencapai lebih banyak kolaborasi dengan toko buku. Penulis
juga merekomendasikan kepada kedua penerbit untuk memperkuat strategi
pemasaran mereka seperti memberikan diskon dan promosi.