2022 TA PP VINNIDHIATY GRADELYN JEES 1.pdf?
Terbatas Open In Flip Book Noor Pujiati.,S.Sos
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Noor Pujiati.,S.Sos
» ITB
Bekerja merupakan salah satu aktifitas utama dalam kehidupan manusia demi
memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, seiring meningkatnya kebutuhan hidup,
muncul pula budaya baru yaitu budaya bekerja secara berlebih atau yang biasa
disebut hustle culture. Budaya kerja ini dilatarbelakangi oleh alasan yang berbedabeda untuk setiap individu, baik keinginan pribadi maupun tuntutan pekerjaan.
Budaya ini membangun ekosistem yang kurang kondusif untuk para pekerja
karena akhirnya banyak sekali permasalahan baru yang ditimbulkan dari budaya
ini, seperti mengganggu kesehatan fisik, terlebih kesehatan mental. Jam kerja
setiap pekerja sendiri sebenarnya sudah diatur oleh negara melalui UndangUndang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang berisi 2 aturan
sistem jam kerja yaitu 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu
untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu; atau 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja
dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Dapat dirangkum bahwa dalam
seminggu pekerja dapat bekerja secara maksimal dalam 40 jam saja dan jika lebih
dari jam kerja tersebut, pekerja berhak mendapatkan upah lembur. Namun pada
praktiknya, banyak pekerja yang harus bekerja melebihi jam kerja yang telah
ditentukan sehingga muncul efek samping dari bekerja secara berlebih yaitu
menurunnya kesehatan fisik maupun mental. Berdasarkan hal tersebut, penelitian
serta perancangan kampanye ini dibuat untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk tidak mernolmalisasi hustle culture sehingga kedepannya dapat
terciptanya ekosistem kerja yang lebih kondusif. Metode yang digunakan dalam
perancangan ini adalah dengan studi literatur mengenai hustle culture, kampanye,
serta target audience yaitu pekerja usia produktif. Metode kedua yang digunakan
adalah melalui survei yang selanjutnya dianalisa menggunakan metode analisis
deskriptif. Metode ini bertujuan untuk melihat gambaran secara menyeluruh dari
sampel yang ada. Data yang dikumpulkan untuk dijadikan sebagai salah satu acuan
dalam pembuatan kampanye ini berasal dari kuisioner yang telah diisi oleh 49
responden. Hasil data yang didapatkan, digunakan sebagai pertimbangan dalam
perancangan karya kampanye digital terkait buruknya hustle culture