digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam prosedur konvensional, kompaksi dikontrol oleh nilai kepadatan maksimum (?d)max dan nilai kadar air optimum (w)opt dari pengujian kompaksi di laboratorium pada tingkat energi tertentu. Adapun di lapangan, energi dan jenis tanah akan bervariasi sehingga sulit dilakukan evaluasi kepadatan tanah yang tepat. Derajat saturasi optimum (Sr)opt merupakan derajat saturasi yang terjadi saat nilai (?d)max diperoleh. Dalam hal ini (Sr)opt merupakan besaran yang independent atau tidak bergantung terdadap nilai CEL maupun jenis tanah sehingga (Sr)opt dapat digunakan sebagai kontrol pemadatan tanah yang lebih praktis. Indonesia berada di wilayah iklim tropis, hal ini mengakibatkan tanah-tanah di Indonesia memiliki karakteristik pemadatan tersendiri. Nilai (Sr)opt untuk tanah-tanah di Indonesia diperoleh adalah sebesar 91.2%. Nilai koefisien permeabilitas yang merupakan salah satu sifat fisik tanah terkompaksi juga dapat dihubungkan dengan nilai (?d)max, angka pori, dan (Sr)opt sehingga diperoleh korelasi praktis yang dapat diterapkan di lapangan. Berdasarkan hasil uji kepadatan dan pengujian batas-batas Atterberg terhadap tanahtanah di Indonesia diperoleh hubungan antara berat isi kering tanah (?d)max dan nilai indeks plastisitas untuk berbagai tingkat energi. Dari persamaan tersebut dapat diperoleh nilai (?d)max hanya dengan mengetahui nilai indeks plastisitasnya. Penentuan nilai (?d)max pada tingkat energi tertentu juga dapat diperoleh dengan menggunakan sebuah konstanta yang merupakan fungsi ?d)max pada tingkat energi 1Ec.