digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar. Dengan demikian, produk halal akan memiliki banyak pembeli potensial. Indonesia berencana fokus pada produk halal untuk meningkatkan perekonomian. UMKM dipandang sebagai salah satu faktor kunci dari strategi ini. Seiring dengan meningkatnya gaya hidup hijau dan sikap positif terhadap produk hijau di Indonesia dan arah kebijakan pemerintah yang mendukung nilai keberlanjutan, pada saat yang sama pasar hijau di Indonesia mulai bermunculan. Dengan demikian, nilai kehalalan dan keberlanjutan adalah dua komponen tak berwujud yang penting untuk suatu produk. Sabun nano halal merupakan produk untuk membersihkan najis besar dan berpotensi untuk dipasarkan nilai keberlanjutannya karena menggunakan bahan-bahan alami lokal, kemasan ramah lingkungan dan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab. Nilai keberlanjutan dilihat sebagai pembeda sabun nano halal di antara para pesaing langsung yang menjual produknya dengan harga murah. Dengan demikian, branding dan strategi pemasarannya dapat membantu sabun nano halal bersaing dengan nilai tambah, bukan dengan menurunkan harga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui target pasar potensial sabun nano halal dalam bisnis ke pasar konsumen dan untuk mengeksplorasi identitas merek yang sesuai dengan menggunakan pendekatan pemasaran hijau. Metode campuran digunakan, dengan mewawancarai 15 orang dan pendistribusian kuisioner yang memiliki respon sebanyak 163 orang. Hasil kualitatif dianalisis dengan analisis tematik dan hasil kuantitatif dianalisis dengan analisis deskriptif dan PLS-SEM. Temuan mengungkapkan bahwa umat Islam yang peduli dengan nilai keberlanjutan adalah pasar potensial untuk sabun nano halal yang merupakan produk ramah lingkungan. Munculnya pasar hijau akan membantu sabun nano halal untuk memasuki peluang pasar baru dan mempromosikan identitas merek mereka sebagai merek hijau melalui prisma identitas merek, yang meliputi: fisik, kepribadian, budaya, hubungan, refleksi dan citra diri. Sabun nano halal juga dapat menggunakan strategi pemasaran hijau yang bersifat defensif sebagai respon terhadap peluang pasar. Penentuan posisi merek menjadi fokus utama dari strategi pemasaran hijau dalam penelitian ini.