digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir dua tahun ini berpotensi menciptakan peluang untuk mendorong produksi industri farmasi dalam negeri, yang mengakibatkan peningkatan permintaan komoditas farmasi dan alat kesehatan terkait penanganan Covid-19 secara signifikan. Namun, sektor farmasi menghadapi sejumlah kendala, antara lain Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Work from Home, dan regulasi kesehatan lainnya, dalam upaya menopang kinerja keuangan perusahaan yang solid dalam jangka panjang. Untuk dapat berkembang di sektor farmasi dalam menghadapi kendala-kendala tersebut, setiap perusahaan harus mempertahankan kinerja keuangannya. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan sampel sebanyak 9 perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2016-2020. Penulis akan menggunakan indikator penilaian kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, seperti Current Ratio (CR), Debt-to-Equity Ratio (DER), dan Total Assets Turnover (TATO), dan Economic Value Added (EVA). Penelitian ini juga akan melihat hubungan antara kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan dan EVA terhadap return saham perusahaan dengan menggunakan model regresi data panel dan pengujian hipotesis, baik secara parsial maupun simultan dengan menggunakan uji t dan uji F. Berdasarkan analisis rasio keuangan, tiga kategori rasio keuangan memberikan implikasi yang berbeda untuk setiap perusahaan. Berdasarkan analisis nilai tambah ekonomi, perusahaan dengan EVA negatif harus meningkatkan kinerjanya dengan memproyeksikannya untuk pindah ke wilayah positif. Berdasarkan analisis alat statistik menggunakan EViews 10, dapat disimpulkan bahwa Current Ratio dan Debt-to-Equity Ratio menerima uji hipotesis parsial bahwa kedua rasio berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan Total Assets Turnover dan EVA menolak hipotesis parsial. menguji bahwa kedua rasio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara simultan semua variabel independen seperti Current Ratio, Debt-to-Equity Ratio, Total Assets Turnover, dan EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dapat dilihat bahwa investor harus menghindari perusahaan dengan kinerja keuangan yang buruk, terutama yang selalu memiliki EVA negatif. Kinerja fundamental yang tercermin dari rasio keuangan perusahaan farmasi dapat dipengaruhi oleh ketidakpastian industri farmasi. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel kontrol lain, sebagai penentu kondisi keuangan perusahaan yang secara signifikan dapat mempengaruhi return saham perusahaan. Penelitian selanjutnya juga dapat mempertimbangkan tidak hanya faktor internal perusahaan, tetapi juga faktor eksternal yang mungkin terjadi untuk meningkatkan akurasi penilaian kinerja mereka, terutama selama fenomena tidak teraturnya Pandemi Covid-19.