digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Nadia Ayuning Putri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Nadia Ayuning Putri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Nadia Ayuning Putri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Nadia Ayuning Putri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Nadia Ayuning Putri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Nadia Ayuning Putri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PT. Maintenance Indonesia (PT. MI) merupakan salah satu perusahaan MRO Indonesia yang fokus pada perbaikan dan pengadaan pesawat komersial, militer, polisi, dan pesawat pemerintah. Layanan yang ditawarkan perusahaan meliputi inspeksi, perbaikan, dan overhaul baling-baling, peralatan silinder, radio, instrumen, baterai, dan aksesori. Perusahaan ini berkomitmen untuk dapat meminimalkan waktu pesawat di darat dan memastikan bahwa waktu penyelesaian yang dijanjikan dengan pelanggan dapat dicapai untuk menjamin tingkat kepuasan pelanggan tertinggi dengan biaya terbaik. Saat ini PT. MI sering mengalami keterlambatan dalam proyek perawatan propeller dan tidak dapat memenuhi waktu penyelesaian yang dijanjikan dengan pelanggan. Fokus dari penelitian ini adalah untuk menganalisis akar penyebab keterlambatan proyek dan memberikan solusi yang direkomendasikan untuk memecahkan masalah dan memperbaiki situasi. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif untuk mengumpulkan informasi dan pendapat dari perspektif berbagai pemangku kepentingan perusahaan melalui wawancara. Analisa akar permasalahan diperoleh dengan memetakan informasi yang diperoleh dari wawancara yang disarikan ke dalam beberapa kata kunci. Selain hasil wawancara, studi pustaka dari berbagai sumber seperti buku dan jurnal digunakan untuk mendukung penulis dalam menemukan kesimpulan masalah dan rekomendasi. Berdasarkan hasil analisa, terdapat empat tantangan utama yang menyebabkan keterlambatan proyek, yaitu kurangnya koordinasi, suku cadang yang tidak tersedia, proses pengiriman yang lama, dan kurangnya pengawasan. Solusi yang diusulkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah mengatur program pertemuan rutin dengan pemangku kepentingan terkait, mengembangkan sistem pemantauan, dan menerapkan program pertukaran.