digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Marcelinus Imanuel Tjandra
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Marcelinus Imanuel Tjandra
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Marcelinus Imanuel Tjandra
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Marcelinus Imanuel Tjandra
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Marcelinus Imanuel Tjandra
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Marcelinus Imanuel Tjandra
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Marcelinus Imanuel Tjandra
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Sampah makanan adalah masalah yang mendesak untuk diselesaikan, mengingat dampak lingkungannya yang buruk serta usia pakai TPA di wilayah studi yang akan segera habis. Bagian dari sampah makanan, yakni makanan berlebih layak makan, masih banyak terbuang padahal permasalahan kerawanan pangan dan malnutrisi masih menjadi masalah di wilayah studi. Munculnya inisiatif redistribusi kembali makanan oleh masyarakat berupa food bank di wilayah perkotaan Indonesia menjadi topik yang perlu diperhatikan dalam pembangunan berkelanjutan perkotaan. Ini karena food bank berupaya mengatasi masalah TPB 2 tanpa kelaparan dan TPB 12.3 pengurangan setengah sampah makanan dengan menjembatani makanan berlebih yang ada dengan masyarakat yang membutuhkan. Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif untuk melakukan eksplorasi dan memahami makna pada fenomena yang terjadi. Berdasarkan hasil analisis, pengembangan food bank di wilayah studi sesuai dengan kebijakan yang ada, pola food bank di wilayah studi serupa dengan pola food bank dalam literatur, dan food bank telah berkontribusi terhadap pencapaian TPB 2 dan TPB 12.3 secara terbatas. Hasil penelitian menunjukkan food bank dapat diintegrasikan dalam sistem pengelolaan sampah makanan sebagai alternatif pendekatan yang sekarang dilakukan. Namun, mengingat kritik dan keterbatasan food bank dalam mengatasi kelaparan, kebijakan terkait food bank perlu diiringi dengan penguatan sistem jaminan sosial yang ada serta penekanan pada prinsip hak asasi manusia atas makanan layak dalam kegiatan food bank.