BAB 3 Rini Maulina
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Rini Maulina
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Rini Maulina
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Kata ibu terdapat pada berbagai bahasa di seluruh dunia. Di Indonesia, terdapat
kata ibu dalam berbagai bahasa daerah, seperti ammak dalam bahasa Makassar,
inan dalam bahasa Timor Timur, dan sebagainya. Indung kata untuk ibu dalam
bahasa Sunda. Indung memiliki dua pengertian, indung biologis sebagai indung
yang mengandung, melahirkan dan merawat anak, dan indung dalam budaya yang
memiliki makna lebih luas. Indung dalam budaya terdapat pada peribahasa seperti
indung tunggul rahayu (ibu akar kemuliaan hidup) dan pada babasan seperti indung
beurang (dukun beranak) terdapat dalam bentuk teks. Dalam bentuk visual indung
terdapat pada leuit indung (lumbung padi), indung pare (ikatan-ikatan padi yang
dipanen pertama kali) dan pada waditra kacapi indung (alat musik tradisional
Sunda). Hal tersebut memperlihatkan kata indung dalam bentuk visual sangat
terbatas dan dalam bentuk simbol-simbol maknanya tidak terlihat, peribahasa
“nyumput buni dinu caang, negrak bari teu katembong” (indung yang dekat
dengan kehidupan kita, tetapi tidak terlihat), makna indung perlu diketahui dan
dipahami.
Permasalahan lainnya, dalam karya seni rupa Indonesia, terdapat tema ibu dengan
visualisasi dominan menggambarkan kehidupan ibu dan persoalan perempuan
secara umum seperti pada karya-karya Arahmaiani, Erika Ernawan, Melati
Suryodarmo, Citra Sasmita dan lainnya. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan
yang ditemukan terkait makna indung dalam budaya Sunda dan visualisasi pada
karya seni rupa bertema ibu yaitu, penelitian tentang indung tidak banyak
ditemukan, karya seni rupa dengan tema ibu masih dalam lingkup pengertian ibu
biologis, belum ditemukan karya seni rupa bertema makna indung dalam budaya
Sunda. Urgensi dari penciptaan karya seni rupa makna indung berdasarkan
penelitian yaitu, penelitian mengenai makna indung masih diperlukan, peluang
menciptakan karya seni rupa bertema makna indung masih luas dan peluang
menggunakan visualisasi dan media dari tradisi khususnya batik tulis masih luas
dan untuk menemukan visualisasi yang baru terhadap tema ibu dalam karya seni
rupa.
Penciptaan karya seni rupa berdasarkan penelitian dengan tema makna indung
menggunakan metode Art Based Research (ABR), metode yang dapat
mengadaptasi prinsip seni kreatif untuk menjawab pertanyaan penelitian sosial
secara holistik dan dimana teori dan praktik saling terkait. Berdasarkan metode
ABR yang digunakan, penciptaan karya seni rupa makna indung dilakukan secara
paralel antara penelitian terhadap makna indung dengan eksplorasi penciptaan
karya seni rupa, yang dilakukan selama sekitar tiga tahun pada rentang pertengahan
tahun 2018 hingga pertengahan tahun 2021 sebanyak enam periode semester yaitu
periode waktu studi semester 1 hingga semester 6, pada setiap periode tersebut
dilakukan penelitian mengenai makna indung kemudian didapatkan perolehan
makna indung dan direpresentasikan pada karya seni rupa melalui eksplorasi visual
dan media konvensional dan bukan konvensional untuk menemukan visualisasi
yang kuat dan terhubung dengan konsep karya seni.
Selama periode 1 sampai periode 5 diperoleh makna indung dan 13 karya
eksplorasi. Karya yang dihasilkan pada setiap periode merupakan hasil evaluasi dan
eksplorasi dari karya sebelumnya. Dari hasil eksplorasi tersebut, dievaluasi dan
didapatkan temuan yaitu karya-karya dengan visualisasi tradisi dan media tradisi
dapat menyampaikan makna indung, juga ditemukan belum didapatkannya makna
indung yang kuat sehingga diperlukan pengerucutan terhadap data makna indung.
Berdasarkan hal tersebut dilakukan pengerucutan makna dengan metode triangulasi
terhadap data makna indung yang diperoleh dari literatur, kuesioner, wawancara
dan hasil diskusi kelompok terfokus (focus group discussion). Diskusi kelompok
terfokus (focus group discussion) dengan pakar budaya Sunda dilakukan untuk
mengklasifikasi data-data yang sudah diperoleh dan untuk mendapatkan tambahan
data mengenai makna indung. Hasil dari pengerucutan makna diperoleh makna inti
yaitu, sumber kehidupan, rumah, kasih sayang, pemimpin dan indah, dan
didapatkan temuan bahwa indung tidak dapat di simbolisasi secara tunggal,
memiliki kemampuan generatif, memiliki muatan spirit dan materi dan tidak
bergender. Hasil temuan makna indung dan hasil evaluasi eksplorasi terhadap
visualisasi dan media, juga inspirasi elemen visual dari karya seniman kontemporer
direpresentasikan pada 12 karya seni rupa, terdiri dari 6 karya berukuran 50 x 50
cm dan 6 karya berukuran 150 x 50 cm. Karya seni rupa dari perupa kontemporer
dijadikan sebagai inspirasi dalam berkarya agar memberikan kekuatan visualisasi
yang ingin dicapai.
Visualisasi pada 12 karya tersebut menghasilkan penggabungan visualisasi tradisi
berupa motif dan warna yang terdapat pada batik Jawa Barat dan elemen visual dari
karya seni perupa kontemporer yang digunakan untuk menggambarkan tumbuhan,
hewan, awan, air, juga penggunaan isen-isen sebagai tekstur pada bidang gambar,
terdapat elemen formal lainnya seperti bentuk, garis, bidang dalam komposisi
asimetris. Hasil dari penggabungan gagasan pemikiran (dari ke-5 makna indung
yaitu Sumber Kehidupan, Rumah, Kasih Sayang, Pemimpin dan Indah), gagasan
visual dari batik tradisi, hasil evaluasi eksplorasi karya dan karya perupa
kontemporer yang menginspirasi menghasilkan visualisasi tema makna indung
yang menggambarkan indung memiliki kemampuan generatif, spirit dan material,
indung tidak dapat di simbolisasi secara tunggal dan indung tidak bergender
sehingga visualisasinya berbeda dengan kecenderungan karya seni rupa dalam
genre atau tema ibu yang telah ada.