digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dryo Ahmad Belanof
PUBLIC Sandy Nugraha

Perancangan model hunian tangguh (flood resilient) pada tesis ini menjelaskan bagaimana kerangka resilient dengan pendekatan ekologi digunakan dalam perancangan permukiman di kawasan konservasi rawan banjir Desa Rantau Gedang Aceh Singkil. Pada awalnya Desa Rantau Gedang yang terletak di bantaran sungai di zona inti hutan hujan konservasi tropis selau mengalami banjir setiap tahun. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memindahkan Desa tersebut, namun tidak berhasil, karena masyarakat memiliki keterkaitan dengan sungai (air) dan saat banjir walaupun banyak menimbulkan kerusakan dan keterasingan (karena akses yang terputus) masyarakat mendapat keuntungan dari penangkapan ikan. Tesis ini akan memperlihatkan proses pemindahan permukiman liar Desa Rantau Gedang ke lokasi baru, dan kemudian mengeksplorasi model hunian tangguh banjir (flood resilient) dengan pendekatan ekologi serta mengimplementasikannya dalam usulan perancangan hunian. Kajian pendekatan ekologi serta preseden dilakukan untuk memperoleh kriteria permukiman berketangguhan terhadap banjir (flood resilient). Adapun kriteria yang dihasilkan meliputi; 1.Pemanfaatan lahan perlu mengakomodir semua kegiatan masyarakat serta memperhatikan karakteristik alam 2. Penggunaan energi, pengolahan air dan sistem pembuangan limbah dengan melihat kondisi, potensi,budaya serta bentuk bangunan yang sesuai dengan iklim dan alam setempat.3. Pemanfaatan alam yang berfungsi sebagai sumber mata pencaharian yang mendukung kegiatan masyarakat.4. Perancangan hunian dan lingkungan sekitar yang dapat berdaptasi dengan banjir dengan pemanfaataan material yang tepat. Dengan menggunakan penilaian Flood Resilient Indeks (FRI), usulan perancangan mencoba merumuskan pemanfaatan lahan secara ekologis dengan tujuan agar banjir tidak lagi menjadi ancaman bagi masyarakat khususnya yang bekerja dari sektor pertanian. Penilaian Flood Resilient Index (FRI) terhadap enam aspek yang meliputi pemanfaatan energi, ketersediaan air, pengelolaan limbah, pasokan makanan, aktifitas manusia dan akses jalan perkotaan/daerah pada skala 0 (tidak tersedia) sampai 5 (tersedia sepenuhnya/sangat baik). Kemudian semua aspek dari penilaian Flood Resilient Indeks (FRI) akan diselesaikan dengan pendekatan ekologi yang akan memastikan pembangunan pemukiman manusia dan aktivitasnya tetap berfungsi dengan baik pada saat atau setelah banjir dengan tetap memperhatikan alam.