Dalam era informasi yang terdigitalisasi, jenis informasi yang dapat
didigitalisasikan dengan mudah seperti visual dan suara menjadi yang teratas dari
informasi yang dapat diterima panca indra. Meskipun sedang terjadi banjir audio
visual di era digital ini, masih ada tiga indra manusia lagi yang masih belum
terdigitalisasi yaitu indra penciuman, indra perasa dan indra peraba. Ketiga indra
ini juga berperan besar dalam pengumpulan informasi. Penulis merasa bau adalah
salah satu informasi yang tenggelam dalam banjirnya visual dan audio.
Keberadaan bau nyaris tertinggal karena tak punya bentuk yang konkret ataupun
teknologi yang dapat mengabadikannya, namun tidak akan bisa dihentikan
kehadirannya di sekitar. Berdasarkan hal tersebut, bau menjadi fokus utama
ketertarikan penulis, yang kemudian mengeksplorasi bau dan indra penciuman.
Persoalan yang diangkat pada karya ini adalah menariknya posisi bau pada zaman
sekarang. Karya yang berfokus pada posisi bau di zaman sekarang yang
dimaksudkan penulis sebagai upaya untuk mengalami dan merasakan eksistensi
bau yang ada. Karya ini akan berwujud instalasi yang menghadirkan beragam bau.
Bau yang ditampilkan akan merujuk kepada teori Henning’s Prism yang
menerangkan tentang kelompok bau primer, dan juga teori dematerialisasi seni.
Sehingga hasil karya yang akan dibawakan adalah berupa instalasi bebauan yang
dapat dilalui oleh audiens.