digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Citarum adalah sungai purba yang berhulu di Gunung Wayang, Kabupaten Bandung (1.700 m dpl), sungai ini mengalir sejauh 297 kilometer yang bermuara ke salah satu pantai utara Pulau Jawa yaitu Kabupaten Karawang. Kegiatan industri di DAS Citarum hilir menyebabkan kandungan logam berat pada air menjadi tinggi dan mempengaruhi organisme yang hidup di perairan salah satunya ikan Baung. Kontaminasi logam berat terhadap ikan Baung dapat mengakibatkan efek buruk bagi manusia yang memakannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Timbal (Pb), Kadmium (Cd) dan Merkuri (Hg) pada air dan ikan Baung di daerah aliran sungai Citarum Hilir, serta mengetahui status dan kualitas perairannya. Berdasarkan penggunaan lahan di area yang dilewati oleh aliran sungai dipilih lima lokasi secara purposive yaitu Bendungan Curug, Bendungan walahar, Teluk Jambe, Tanjung Pura, dan Rengas Dengklok. Pengambilan sampel air diambil dari tiga titik yang terletak di bagian tepi kanan sungai, bagian tengah sungai dan tepi kiri sungai. Kedalaman pengambilan sampel air yaitu setengah dari kedalaman total di titik pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi (pukul 07.00) dan sore (pukul 16.00) hari sebanyak 1 Liter dan disimpan dalam botol plastik HDPE. Pengukuran parameter fisika dan kimia air dilakukan secara langsung di lapangan dan laboratorium. Pengukuran di lapangan meliputi suhu, pH, kedalaman, kecerahan, kecepatan arus dan kandungan oksigen terlarut (DO). Pengukuran di laboratorium meliputi Total Solid Suspended (TSS), Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), kadar logam berat (Hg, Pb, dan Cd) yang dilaksanakan di Laboratorium Central Unpad dan Laboraturium Perum Jasa Tirta II. Preparasi sampel air dilakukan menurut Standard Method for the Examination of Water and Wastewater 23rd Edition. Sampel ikan Baung diambil menggunakan jala tebar dan alat pancing dari 5 stasiun dibantu oleh nelayan lokal, upaya pengambilan sampel ikan berlangsung selama 14 hari dari 20 Juni sampai 4 Juli 2022. Sampel ikan Baung kemudian disimpan dan diawetkan dalam coolbox. Preparasi sampel ikan dilakukan menurut USGS Test Method B9001-95. Data dianalisis menggunakan metode STORET, analisis akumulasi logam berat (BAF), uji T, PCA, uji Manova, dan analisis Korelasi Pearson. Pada hasil Analisa logam, Ikan Baung memiliki konsentrasi logam Hg (1,26 mg/kg) lebih tinggi dibandingkan logam Pb (0,31 mg/kg) dan Cd (0,01 mg/kg). Konsentrasi Logam Hg dan Pb dalam tubuh ikan Baung telah melewati baku mutu, namun logam Cd dalam tubuh ikan Baung masih memenuhi baku mutu. Berdasarkan perhitungan BAF, ikan Baung mengakumulasi logam Hg hingga 4,9 kali lipat dari air, logam Pb hingga 4,1 kali lipat dan Logam Cd hingga 4,3 kali lipat dari air. Kondisi di lima stasiun, memiliki kualitas yang buruk dan telah tercemar berat, stasiun 4 memiliki skor tertinggi atau paling buruk dan stasiun 1 dan 3 memiliki total skor terendah.