Air bersih menjadi kebutuhan paling utama bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Perolehan air bersih tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kondisi lokasi dan jumlah yang dibutuhkan. Pada umumnya, manusia mengambil air bersih dari air tanah. Namun, pemeliharaan air tanah yang tidak dilakukan dengan baik dapat mengakibatkan eksploitasi air tanah yang berdampak buruk pada manusia itu sendiri. Untuk itu diperlukan alternatif sumber air baku yang dapat memenuhi kebutuhan air bersih dan memelihara air tanah. Kota Pekalongan merupakan kota yang berada di pesisir pantai utara Pulau Jawa dengan jumlah penduduk yang terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini tidak diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan air oleh PDAM Kota Pekalongan.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku air bersih, maka penduduk Kota Pekalongan membuat sumur dalam atau memanfaatkan sumur Pamsimas / Pengelolaan air berbasis swadaya masyarakat dengan kedalaman berkisar 100-120 meter bawah muka tanah. Secara keseluruhan Kota Pekalongan telah memiliki total 400 titik pengambilan air tanah. Banyaknya titik pengambilan air tanah dapat berujung pada eksploitasi air tanah. Eksploitasi air tanah dapat memicu dampak buruk lainnya seperti penurunan muka tanah atau land subsidence yang saat ini telah terjadi di Kota Pekalongan. Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Pekalongan berencana untuk melakukan pembangunan hunian vertikal berupa rusun untuk mewadahi warga yang terdampak rob tersebut di tempat yang relatif aman.
Namun, apabila melakukan pembangunan baru tanpa mengubah cara perolehan air baku, maka tidak menutup kemungkinan land subsidence dan dampak buruk lainnya akan terjadi pada usulan tapak tersebut. Menanggapi hal ini, penulis mencoba untuk melakukan demonstrasi konservasi air guna pemenuhan air baku pada bangunan di tapak terpilih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik tanah pada tapak dalam upaya dilakukannya konservasi air, mengidentifikasi usaha konservasi air, mengidentifikasi cara mengembangkan perancangan rusun berdasarkan konservasi air melalui pendekatan water-sensitive.
Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan pengembangan dari Water-sensitive Urban Design (WSUD), yaitu water sensitve untuk membantu permasalahan air terkait isu hidrologi yang terjadi. Pendekatan ini digunakan karena konsep penanganan air yang ramah lingkungan dan berbasiskan pada manajemen siklus air. Penelitian dilakukan dengan metode studi literatur dan wawancara pada instansi terkait. Dengan dilakukannya demontrasi konservasi air pada pengembangan perancangan rusun Kota Pekalongan, maka pemenuhan kebutuhan air baku melalui sumur bor dapat tergantikan dengan hasil sumber konservasi air. Dengan begitu kelestarian air tanah pada tapak usulan akan terpelihara dengan baik. Sehingga tapak dapat terhindar dari fenomenana land subsidence dan dampak buruk lainnya.
Kajian penelitian pengembangan perancangan rusun berbasis kebutuhan air baku dengan pendekatan water-sensitive ini dapat dijadikan bahan referensi yang dikontribusikan kepada Pemerintah Kota Pekalongan, khususnya Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Pekalongan pada usulan perancangan rusun di Kelurahan Pringrejo, Kecamatan Pekalongan Barat. Secara akademik, kajian ini dapat menjadi bahan rujukan untuk pengembangan dengan konteks serupa mengenai rusun yang berbasis kebutuhan air baku melalui konservasi air dengan pendekatan water-sensitive.