digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam pembuatan Terowongan #11 ini dilakukan penggalian mekanis dan peledakan. Dampak yang akan timbul akibat adanya peledakan adalah getaran pada tanah, ledakan udara (air blast), batu terbang (fly rock), dan Polusi udara. Dari beberapa dampak yang dihasilkan akibat dilakukannya peledakan, terdapat dampak yang menjadi perhatian dikarenakan dapat mempengaruhi kestabilan lereng yaitu getaran tanah. Oleh karena itu, harus diketahui kestabilan lereng di sekitar lereng Terowongan #11. Dalam penelitian ini akan menentukan FK Statik, FK dinamik, dan nilai ambang batas peledakan. Terowongan #11 Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang menjadi tempat penelitian tugas akhir ini terletak di daerah Gunung Bohong, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Lokasi dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor dengan jarak tempuh 15 km dari pusat kota Bandung atau dalam satu jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat dengan kondisi lalu lintas normal. Secara geografis portal inlet Terowongan#11 berada pada 107o 31’6,83” Bujur Timur dan 6o 52’24,98” Lintang Selatan sedangkan portal outlet Terowongan#11 berada pada 107o 31’12,02” Bujur Timur dan 6o 52’58,53”. Kondisi geologi secara regional di daerah sekitar terowongan #11 terdiri atas beberapa susunan batuan yang didominasi oleh batuan andesi, dolerite, dan diorite. Selain itu, formasi batuan tersebut bersebelahan dengan formasi Tufa berbatuapung yang terdiri dari pasir. tufaan, lapilli, lava berongga yang berasal dari erupsi Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Tampomas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode Newmark, dimana menganalisis kestabilan lereng menggunakan nilai perpindahan permanen yang dihasilkan oleh lereng akibat peledakan. Nilai Faktor Keamanan Statik Terowongan#11 lintasan geolistrik 2 sebesar 1,826 dan nilai Faktor Keamanan (FK) Dinamik sebesar 1,1. Dengan FK Dinamik sebesar 1,1 didapatkan nilai PPA maksimum sebesar 2,38 g; nilai PVS maksimum 52,72 mm/s; dan untuk nilai Scaled Distance sebesar 4,47 m/kg0.5