Dalam pembuatan Terowongan #11 ini dilakukan penggalian mekanis dan peledakan.
Dampak yang akan timbul akibat adanya peledakan adalah getaran pada tanah, ledakan udara
(air blast), batu terbang (fly rock), dan Polusi udara. Dari beberapa dampak yang dihasilkan
akibat dilakukannya peledakan, terdapat dampak yang menjadi perhatian dikarenakan dapat
mempengaruhi kestabilan lereng yaitu getaran tanah. Oleh karena itu, harus diketahui
kestabilan lereng di sekitar lereng Terowongan #11. Dalam penelitian ini akan menentukan
FK Statik, FK dinamik, dan nilai ambang batas peledakan. Terowongan #11 Kereta Cepat
Jakarta-Bandung yang menjadi tempat penelitian tugas akhir ini terletak di daerah Gunung
Bohong, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Lokasi dapat ditempuh
menggunakan kendaraan bermotor dengan jarak tempuh 15 km dari pusat kota Bandung atau
dalam satu jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat dengan kondisi lalu lintas
normal. Secara geografis portal inlet Terowongan#11 berada pada 107o 31’6,83” Bujur
Timur dan 6o 52’24,98” Lintang Selatan sedangkan portal outlet Terowongan#11 berada
pada 107o 31’12,02” Bujur Timur dan 6o 52’58,53”. Kondisi geologi secara regional di
daerah sekitar terowongan #11 terdiri atas beberapa susunan batuan yang didominasi oleh
batuan andesi, dolerite, dan diorite. Selain itu, formasi batuan tersebut bersebelahan dengan
formasi Tufa berbatuapung yang terdiri dari pasir. tufaan, lapilli, lava berongga yang berasal
dari erupsi Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Tampomas. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini metode Newmark, dimana menganalisis kestabilan lereng menggunakan
nilai perpindahan permanen yang dihasilkan oleh lereng akibat peledakan. Nilai Faktor
Keamanan Statik Terowongan#11 lintasan geolistrik 2 sebesar 1,826 dan nilai Faktor
Keamanan (FK) Dinamik sebesar 1,1. Dengan FK Dinamik sebesar 1,1 didapatkan nilai PPA
maksimum sebesar 2,38 g; nilai PVS maksimum 52,72 mm/s; dan untuk nilai Scaled
Distance sebesar 4,47 m/kg0.5
Perpustakaan Digital ITB