ABSTRAK Ashifa Nur Fahrunisa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Ashifa Nur Fahrunisa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Ashifa Nur Fahrunisa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Ashifa Nur Fahrunisa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Ashifa Nur Fahrunisa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Ashifa Nur Fahrunisa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Ashifa Nur Fahrunisa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
2021 TA PP ASHIFA NUR FAHRUNISA_LAMPIRAN.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia berbanding lurus dengan meningkatnya
backlog perumahan. Pentingnya penyediaan rumah sebagai dasar kebutuhan telah
diatur dalam RPJMN, bahwa setiap penduduk memiliki hak yang sama dalam
mendapatkan fasilitias hunian dan pemerintah memiliki kewajiban untuk membantu
dalam penyelenggaraan pemenuhan kebutuhan dasar setiap penduduknya. Meskipun
demikian masih terdapat fasilitas hunian yang telah disediakan oleh pemerintah
namun menjadi bangunan kosong. Beberapa masalah yang terjadi di Kota Bandung
seperti kurangnya aksesibilitas, lokasi yang terlampau jauh dari tempat kerja,
sekolah, atau fasilitas umum yang lainnya menjadi alasan yang acap kali menjadi
bahan dalam penolakan untuk berpindah tempat. Hal tersebut menyebabkan
terbenturnya minat masyarakat dengan upaya pemerintah yang diiringi oleh
peningkatan jumlah demand perumahan. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk
mengindentifikasi keterkaitan karakteristik sosial ekonomi generasi milenial
perkotaan dengan preferensi pemilihan hunian di Kota Bandung. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan survei melalui penyebaran kuesioner daring
untuk data primer dan pencarian dokumen resmi lembaga, jurnal, serta data statistik
untuk data sekunder. Melalui pendekatan statistik kuantitatif, analisis yang
digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis asosiasi, dan
analisis interval.
Dalam teori residential mobility dijelaskan bahwa setiap individu memiliki
kecenderungan yang berbeda untuk dapat memutuskan berpindah tempat tinggal.
Tidak hanya ditinjau dari segi fisik properti residensial namun kondisi sosio
ekonomi juga turut berpengaruh dalam pengambilan keputusan tersebut. Generasi
milenial memiliki dominasi jumlah populasi terbesar di Indonesia, sehingga
preferensi dan minat dalam penyediaan properti residensial seharusnya juga
mengikuti kebutuhan pasar saat ini.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, melalui metode Cramers’ V ditemukan
bahwa secara umum karakteristik sosial ekonomi generasi milenial memiliki
hubungan dengan preferensi pemilihan huniannya. Sehingga keterkaitan antara
karakteristik sosial ekonomi generasi milenial dengan preferensi pemilihan
huniannya dapat menjadi salah satu jembatan dalam perumusan strategi untuk
mengisi gap masalah dalam sektor perumahan. Hal tersebut dapat menjadi
pertimbangan para penyedia perumahan untuk membuat unit yang lebih kecil baik
dalam cluster perumahan atau dalam bentuk apartemen sehingga dapat
mengakomodasi preferensi generasi milenial yang lainnya.