digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Deny Fajar Riansyah
PUBLIC Alice Diniarti

Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2021—2038, potensi energi panas bumi Indonesia yang terbesar di dunia dapat digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik yang kapasitasnya perlu ditingkatkan tiap tahunnya. Sumber energi tersebut sebagian besar memiliki temperatur sedang yang dapat digunakan pada sistem biner. Sistem KCS 34 merupakan salah satu sistem biner dengan fluida kerja amonia-air. Amonia memiliki sifat kimia yang beracun. Campuran cairan ionik air-[EMIM][DMP] dapat menjadi fluida alternatif karena sifat yang dimiliki lebih ramah lingkungan dari amonia-air. Penelitian tugas sarjana ini dilakukan analisis termodinamika dan ekonomi terhadap pemanfaatan fluida tersebut pada KCS 34 menggunakan sumber panas temperatur sedang di WKP Lahendong. Penelitian tugas sarjana ini dilakukan pemodelan dan validasi sifat termodinamika dan KCS 34 dengan bantuan perangkat lunak MATLAB R2020b. Analisis termodinamika dilakukan dengan mencari titik optimum yang menghasilkan daya neto dan efisiensi termal maksimum. Kemudian, penelitian dilakukan analisis ekonomi dengan menghitung estimasi biaya modal dan waktu pengembalian modal tersebut serta pendapatan kotornya pada titik optimumnya. Selain itu, performa air-[EMIM][DMP] juga dibandingkan dengan fluida amonia-air. Proses validasi pemodelan sifat termodinamika dan siklus menghasilkan galat maksimum masing-masing sebesar 6,21% dan 8,22%. Hasil optimasi performa fluida air-[EMIM][DMP] memiliki nilai efisiensi termal dan daya neto maksimum masing-masing sebesar 8,81% dan 343,23 kW, sekitar 5,18% lebih tinggi dibandingkan amonia-air dengan estimasi biaya modal sebesar $2.753.426,94, sekitar 3,77% lebih tinggi dibandingkan amonia-air dengan pendapatan kotor sebesar $319.055,66/tahun, sekitar 5,38% lebih tinggi dibandingkan fluida amonia-air. Dari penghitungan tersebut, pemanfaatan air-[EMIM][DMP] memerlukan jangka waktu 9 tahun sejak sistem tersebut mulai dioperasikan, sekitar 1 bulan lebih cepat dibandingkan amonia-air.