Data KI (kekayaan intelektual) di Indonesia memiliki potensi peningkatan nilai yang tinggi. Salah
satunya ditingkatkan menggunakan metode perhitungan KCI (Knowledge Complexity Index).
Dalam alur pemrosesan data KI untuk perhitungan KCI, ditemukan beberapa masalah kualitas data
dan tantangan algoritmik. Kemudian, ditinjau dari sumbernya, pengolahan data secara umum
memenuhi karakteristik big data. Selain itu, aspek keterbatasan kognisi visual atas hasil
pengolahan dalam bentuk mentah ditambah dengan potensi insight yang cukup banyak menuntut
suatu bentuk visualisasi data yang eksploratif.
Pipeline pemrosesan menerapkan alur yang tersusun dari tahapan pengisian, transformasi, dan
perhitungan data. Tiap tahapan terdiri atas tugas-tugas yang diantaranya memiliki alternatif
implementasi, misalnya transformasi data memiliki alternatif urutan tugas pemetaan untuk
mengurangi biaya pemrosesan. Tugas-tugas tersebut efektif dalam menyelesaikan masalah pada
alur pemrosesan data, dengan catatan salah satu tugas yang dibutuhkan—deep learning—di luar
lingkup tugas akhir ini. Lalu, dari segi efisiensi, waktu pemrosesan hampir seluruh implementasi
tugas (kecuali satu) lebih rendah dibandingkan ajuan alternatif lainnya.
Pipeline juga memenuhi kebutuhan fungsional dan non-fungsional yang diturunkan dari
karakteristik big data. Misalnya, akuisisi data oleh scraper terdistribusi (pembantu mesin pengisi)
dan penanganan beragam jenis data oleh mesin grouping untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
terkait karakteristik volume dan variety dari big data. Sebagai catatan, seluruh mesin pada pipeline
horizontally scalable.
Analitik visual berhasil meningkatkan kognisi visual atas hasil pengolahan data dengan
memberikan berbagai insight yang sulit dipahami tanpa visualisasi. Misalnya insight terkait
komposisi, tren komposisi, dan tren proporsi KI yang dihasilkan suatu daerah secara nasional.
Namun, berdasarkan feedback target pengguna, masih ada beberapa aspek visual yang dapat
ditingkatkan.