Jumlah penyandang disabilitas anggota gerak di Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penyandang disabilitas anggota gerak membutuhkan soket yang berfungsi sebagai penyambung antara tungkai sisa dan prostesis. Namun, hingga saat ini, rancangan soket yang beredar di Indonesia belum ada yang bisa mengakomodasi flukuasi volume tungkai sisa. Tim riset Biomekanika FTMD ITB telah mengembangkan prototipe soket kaki prostetik untuk penyandang disabilitas amputasi atas lutut (atau transfemoral) mampu atur dengan harga terjangkau, namun alat yang sudah dikembangkan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, dalam tugas sarjana ini dilakukan pengembangan lanjut rancangan soket mampu atur. Pengerjaan dimulai dari perancangan soket. Perancangan terdiri dari penentuan persyaratan desain dan objektif serta evaluasi desain sebelumnya. Hasil evaluasi ini menjadi dasar pada perumusan alternatif desain. Simulasi statik dilakukan untuk memastikan kekuatan struktur. Setelah proses perancangan selesai, didapatkan desain detail dan gambar mesin dari soket pun disusun. Tahap selanjutnya adalah produksi dan perakitan soket. Prototipe akhir soket kemudian diujikan kepada naracoba selama lima hari berturut-turut. Soket yang dapat digunakan oleh penyandang disabilitas amputasi kaki atas lutut dengan lingkar paha 38 hingga 43 cm berhasil dibuat. Biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi soket mampu atur adalah 2,5 juta rupiah. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa soket mampu atur memiliki performa lebih baik dari soket konvensional dan tampilan yang lebih menarik. Hal yang dapat diperbaiki dari soket adalah massa total, kesalahan produksi pada rangka baja tahan karat, serta mekanisme penukaran batang luar dan dalam pada soket. Secara kualitatif dan kuantitatif, performa soket mampu atur sangat baik.