digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Situs Bumiayu-Tonjong merupakan salah satu situs kepurbakalaan di Indonesia. Pada situs ini ditemukan fosil moluska, vertebrata, hominid, hingga artefak. Situs ini secara administrasi berada di Kecamatan Bumiayu, Tonjong, dan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian paleontologi vertebrata dan invertebrata (moluska) guna menambah data fosil yang telah ditemukan sebelumnya serta melakukan kajian geoarkeologi guna mendukung keberadaan hominid yang hidup pada Zaman Kuarter di daerah penelitian. Tahapan penelitian terdiri dari studi literatur, pengumpulan data lapangan dan koleksi, analisis data geologi, paleontologi, geoarkeologi, serta penyusunan sintesis hingga simpulan. Metode penelitian yang dipakai antara lain pengamatan singkapan, deskripsi morfologi dan anatomi, serta tipologi artefak. Potensi paleontologi dan geoarkeologi pada penelitian ini ditentukan dari temuan-temuan yang berasal dari survei lapangan, koleksi museum, maupun koleksi pelestari. Total fosil yang diteliti berjumlah 78 fosil, terdiri dari 8 fosil tidak dapat diidentifikasi, 17 fosil Invertebrata, dan 53 fosil Vertebrata. Jenis fosil fauna yang didapat sangat beragam, antara lain kelas Pelecypoda, kelas Gastropoda, famili Brachyura, famili Testudinidae, famili Mastodontidae, famili Stegodontidae, famili Elephantidae, famili Rhinocerotidae, famili Suidae, famili Hippopotamidae, famili Cervidae, famili Bovidae, hingga ordo Primata. Total artefak yang diteliti berjumlah 17 artefak. Artefak yang diteliti merupakan hasil kebudayaan Zaman Paleolitikum dan Neolitikum. Kebudayaan Zaman Paleolitikum dihasilkan oleh Homo erectus. Sedangkan, kebudayaan Zaman Neolitikum dihasilkan oleh Homo sapiens kuno. Artefak yang didapat antara lain alat tulang, alat serpih (flakes), kapak penetak, kapak perimbas, kapak genggam, hingga kapak beliung persegi. Temuan ini semakin menguatkan pernyataan bahwa Homo erectus pernah hidup dan beradaptasi di situs ini, serta membuka kajian baru mengenai keberadaan manusia kuno (Homo sapiens) dengan ditemukannya kapak beliung persegi.