digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Putu Amarta Sadwika Sukma
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Putu Amarta Sadwika Sukma
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Putu Amarta Sadwika Sukma
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Putu Amarta Sadwika Sukma
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Putu Amarta Sadwika Sukma
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Putu Amarta Sadwika Sukma
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Putu Amarta Sadwika Sukma
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Putu Amarta Sadwika Sukma
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 8 Putu Amarta Sadwika
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Putu Amarta Sadwika Sukma
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Gedung Rumah Sakit di Jakarta Barat adalah salah satu gedung di dalam kompleks salah satu rumah sakit swasta di Jakarta Barat. Gedung ini terdiri atas sepuluh lantai dan dua basement yang berfungsi sebagai ruang rawat inap, poliklinik, dan ruang medis lainnya. Sebagai salah satu obyek vital di ibukota negara dan kawasan rawan banjir, perlu dirancang sistem drainase yang mampu melindungi kawasan Gedung Rumah Sakit dari banjir. Selain itu, perlu dirancang sistem pengelolaan air hujan dan suplai air bersih sehingga penggunaan air bersih gedung ini dapat dipenuhi tanpa menggunakan air tanah. Perancangan dimulai dengan pengolahan data sekunder, yaitu analisis hidrologi kawasan dan DAS di sekitar gedung. Selain itu, dilakukan analisis muka air banjir untuk mengetahui elevasi banjir di sekitar gedung. Analisis muka air banjir dilakukan dengan bantuan aplikasi HEC-RAS. Selanjutnya, dirancang sistem drainase untuk daerah tangkapan air di area gedung rumah sakit seluas 6.869 m2. Sistem drainase yang dirancang meliputi sistem drainase atap dan permukaan, serta sistem outlet drainase. Sementara perancangan sistem pengelolaan air hujan dan suplai air bersih terdiri atas estimasi kebutuhan air bersih, pengecekan keandalan air hujan, perhitungan volume wajib kelola dan volume andil banjir, desain kolam tampungan air, desain tangki penyimpanan air bersih, perpipaan, dan pompa. Berdasarkan proses perancangan di atas, diperoleh sistem drainase dengan debit puncak 0,358 m3/detik yang memiliki titik outlet di Saluran PHB Slipi. Sistem drainase atap terdiri atas roof drain, pipa kolektor, dan talang untuk kanopi. Sementara sistem drainase permukaan terdiri atas saluran beton dan pipa baja. Elevasi terendah sistem drainase adalah +7,89 mdpl. Elevasi terendah outlet drainase lebih tinggi daripada muka air banjir periode ulang 100 tahun dari Kali Grogol dan Banjir Kanal Barat. Oleh karena itu, sistem drainase yang dirancang tidak dipengaruhi oleh banjir yang disebabkan oleh Kali Grogol dan Banjir Kanal Barat. Meskipun demikian, operasional sistem outlet drainase didesain dengan pintu klep otomatis dan pompa air portabel untuk mengantisipasi kegagalan Saluran PHB Slipi akibat keadaan di luar rencana atau debit melampaui debit desain. Sarana pengelolaan air hujan yang dirancang adalah kolam tampungan air karena kondisi tanah yang tidak memungkinkan untuk penyerapan. Kolam tampungan air didesain berdasarkan hujan andalan dan volume andil banjir. Kapasitas kolam tampungan air adalah 390 m3 yang berfungsi menahan air sebelum dialirkan ke drainase kota dan sebagai sumber air sekunder. Kebutuhan air bersih utama dipenuhi dengan PDAM dan ditampung pada Ground Water Tank. Ground Water Tank (GWT) sekaligus Emergency Tank memiliki kapasitas 646 m3. GWT dirancang dengan waktu pengisian dua hari sekali dan mampu memenuhi kebutuhan air rumah sakit tanpa suplai dari luar selama 4 hari. Roof Water Tank memiliki kapasitas 36 m3 setara dengan 20% kebutuhan harian rumah sakit. Sistem pengaliran air bersih didesain untuk mengalirkan air bersih dari GWT ke RWT sampai penuh dalam waktu dua jam. Sistem ini terdiri atas dua pipa, dua pompa isap, dua pompa tekan, dan dua pompa booster yang dipasang secara paralel. Pemasangan secara paralel bertujuan agar apabila terjadi kerusakan tidak membuat sistem suplai air bersih tidak berfungsi sama sekali.