digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Elisabeth S. N. Allaganio
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Elisabeth S. N. Allaganio
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Elisabeth S. N. Allaganio
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Elisabeth S. N. Allaganio
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Elisabeth S. N. Allaganio
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Elisabeth S. N. Allaganio
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Peluncuran kendaraan listrik berbasis baterai (KLBB) di pasar global telah memicu perubahan signifikan yang sedang berlangsung di pasar otomotif termasuk di Indonesia. Dorongan untuk menggeser teknologi Internal Combustion Engine (ICE) ke teknologi listrik berbasis baterai diharapkan dapat menurunkan impor bahan bakar fosil dan emisi CO2. Di sisi lain, industri otomotif Indonesia menunjukkan angka yang positif terutama dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh jumlah penduduk yang besar dan kelas menengah yang terus berkembang. Pembangunan infrastruktur yang mendorong konektivitas antar kota juga akan menciptakan permintaan kendaraan yang lebih besar dalam jangka panjang. Selain itu, sumber daya alam nikel yang melimpah untuk menghasilkan baterai memberikan dorongan besar bagi Indonesia untuk membangun pasar. Sejalan dengan tren elektrifikasi global, Pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 untuk mendorong percepatan elektrifikasi di sektor otomotif yang diikuti dengan beberapa peraturan pelaksana dan pendukung termasuk peta jalan KLBB serta pembangunan infrastruktur. Namun, komponen KLBB yang belum berkembang di dalam negeri serta baterai sebagai komponen utama kendaraan masih mahal, memberikan tantangan tersendiri bagi Perusahaan Otomotif untuk menurunkan total biaya kepemilikan KLBB di Indonesia. Transformasi ini tidak terbatas pada kendaraan itu sendiri tetapi juga meluas ke infrastruktur yang diperlukan dan industri pendukungnya. Untuk membantu Perusahaan Otomotif dalam mengembangkan dan mengoptimalkan KLBB, identifikasi terhadap empat skenario yang masuk akal yang berasal dari faktor pendorong utama dalam lima tahun ke depan perlu dilakukan. Tugas Akhir ini disusun dengan tinjauan pustaka yang komprehensif termasuk wawancara yang dilakukan untuk mendukung pembuatan perencanaan skenario tersebut. Analisis dari faktor pendorong yang terdentifikasi dibuat dengan mempertimbangkan dampak dan ketidakpastian dari masing-masing faktor pendorong yang kemudian diterjemahkan ke dalam dua ketidakpastian utama: “insentif” dan “infrastruktur dan industri pendukung”. Empat skenario yang terbaik diciptakan dari dua ketidakpastian utama tersebut untuk dieksplorasi dan ditelaah oleh Perusahaan Otomotif dalam mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Semua skenario juga didukung oleh implikasi, opsi, sinyal peringatan dini masing-masing, termasuk implementasi agar Perusahaan Otomotif dapat menjawab tantangan masa depan dengan tepat waktu.