Masa pensiun, sebuah siklus waktu di mana orang akan melewati waktu tersebut di satu masa
hidupnya. Di Indonesia sendiri, tidak ada program alokasi dana pensiun wajib yang terintegrasi,
tidak seperti di beberapa negara yang memiliki sistem terebut seperti Denmark ataupun negara di
Eropa lainnya. Oleh karena itu, masyarakat harus dapat membuat rencana dana pensiun mereka
masing-masing. Namun, informasi mengenai produk investasi dan dana pensiun tidak mudah
didapat dan akibatnya kebanyakan dari orang yang sudah pensiun tidak memiliki dana pensiun dan
harus bergantung pada sokongan dari pihak lain.
Riset ini dilakukan untuk mencari hubungan antara literasi keuangan, perilaku keuangan, tunjangan
keluarga secara aspek finansial, jumlah anggota keluarga yang bergantung secara financial, dan
rencana pensiun terhadap kesehatan finansial dari para pensiunan. Survei dilakukan terhadap 300
orang yang berdomisili di Bandung. Analisis hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode
Partial Least Square (PLS), sebuah teknik model persamaan struktural.
Hasil dari studi ini mengungkapkan bahwa literasi keuangan tidak berdampak secara langsung
terhadap kesehatan finansial dari para pensiunan. Akan tetapi, literasi keuangan akan
mempengaruhi perilaku keuangan dan rencana pensiun seseorang yang nantinya, kedua hal tersebut
akan berdampak signifikan terhadap kesehatan finansial para pensiunan. Hal yang patut
digarisbawahi lainnya yaitu faktor tunjangan keluarga lebih memiliki dampak secara langsung
terhadap kesehatan finansial para pensiunan daripada literasi keuangan. Pemerintah juga perlu
meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya rencana keuangan, khususnya rencana
keuangan untuk pensiun dan juga cara untuk mencapainya, yaitu dengan meningkatkan literasi
keuangan sejak dini.