Tingginya harga pakan komersil itik merupakan masalah utama peternak sehingga
dibutuhkan pakan alternatif untuk menurunkan resiko kerugian. Larva Hermetia
illucens (Diptera: Stratiomyidae) atau Black Soldier Fly (BSF) dan Hidroponik
jagung (Zea mays) atau Hydroponic Maize Fodder (HMF) berpotensi untuk
dijadikan pakan ternak, karena kandungan protein kasar yang mencukupi
kebutuhan itik (Anas domesticus) var. Mojosari. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis pengaruh campuran pakan komersil dengan BSF dan HMF terhadap
peningkatan biomassa itik Mojosari, serta proyeksi analisis finansial bisnis itik
Mojosari untuk diterapkan pada skala usaha kecil. Sejumlah 96 itik Mojosari
berumur 21 hari diberi campuran pakan komersil dengan BSF dan HMF. Itik
dipelihara pada kandang baterai (40x80x60 cm3) diberi enam perlakuan kombinasi
pakan dan empat ulangan dengan jumlah empat itik/kandang hingga berumur 53
hari atau hingga berat akhir itik > 1.100 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
campuran pakan komersil, dedak, dan BSF (1:1:1) memberikan bobot akhir
maksimal 1.191,25±25,31 gram dengan Feed Conversion Ratio (FCR) 3,34. Nilai
tersebut berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan lainnya. Walaupun demikian,
penggunaan BSF dan HMF (1:1) digunakan untuk penerapan analisis finansial
Business Model Canvas (BMC) untuk menekan pengeluaran operasional dan
mendukung konsep peternakan organik yang berkelanjutan. Hasil analisis BMC
menunjukkan bahwa penggunaan larva BSF dan HMF (1:1) dapat meningkatkan
Revenue-Cost Ratio (R/C) sebesar 0,39, meningkatkan pendapatan sebesar
Rp. 9.531.360, menurunkan pengeluaran hingga Rp. 7.647.100. Selain itu dapat
menurunkan Break Even Point (BEP) Itik Mojosari dari 1.165,30 kg
(Rp. 40.785.500,00) menjadi 821,48 kg (Rp. 28.751.953,07) dengan waktu
Payback Period (PP) 2 tahun 6 bulan. Melalui penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa model BMC terintegrasi Itik Mojosari dengan pakan organik dapat
berlangsung secara berkesinambungan dan mendukung bisnis skala usaha kecil.