Industri pengolahan minyak global telah menghadapi beberapa tantangan, seperti
volatilitas harga minyak mentah, peningkatan kesadaran untuk kegiatan operasi
yang ramah lingkungan, dan tren energi terbarukan. Permintaan minyak dunia
diperkirakan akan tumbuh tetapi pada tingkat yang lebih lambat antara 2025 dan
2035. Namun, di Indonesia, konsumsi minyak masih terus meningkat, mencapai
1580 juta barel per hari pada 2022. Dengan total kapasitas pengolahan minyak
nasional hanya 1 juta barel per hari, Indonesia masih sangat bergantung pada import
produk minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Industri petrokimia adalah sektor industri yang memproses bahan baku hidrokarbon
menjadi berbagai produk turunan kimia. Ini adalah industri yang sangat penting
untuk industri hilir plastik. Industri petrokimia dunia diperkirakan akan tumbuh
pada tingkat 5%-6% antara 2022 dan 2031 karena meningkatnya permintaan untuk
aplikasi kemasan plastik dan industri otomotif. Pasar petrokimia Indonesia juga
diperkirakan akan tumbuh sekitar 5%-6% antara 2022 hingga 2035. Namun,
kapasitas produksi dalam negeri masih lebih rendah dari kapasitas yang dibutuhkan
oleh permintaan pasar. Produsen petrokimia di Indonesia juga masih cukup sedikit
dan pasar domestik masih bergantung pada produk impor untuk memenuhi
kebutuhan.
PT MAJU JAYA adalah joint venture antara salah satu perusahaan milik
pemerintah Indonesia (BUMN) dan perusahaan minyak dan gas dari Eropa, yang
akan memanfaatkan peluang bisnis dari kedua industri tersebut. PT MAJU JAYA
berencana membangun kilang pengolahan minyak dan kompleks petrokimia
terintegrasi pertama di Indonesia. Integrasi kilang pengolahan minyak dan fasilitas
produksi petrokimia di satu tempat akan memberikan keuntungan ekonomi dengan
terjadi pembagian dan pertukaran berbagai aliran seperti bahan baku, produk dan
utilitas. Ini dapat menghemat biaya energi dengan mengoptimalkan daya listrik,
uap, proses air dan sistem pendinginan. Namun, PT MAJU JAYA akan
membutuhkan investasi modal yang cukup signifikan, berkisar dari 10 hingga 20
miliar USD, berdasarkan acuan proyek serupa yang pernah dibangun di dunia. PT
iv
MAJU JAYA perlu melakukan analisis kelayakan untuk peluang bisnis dan
mengevaluasi potensi sumber dana sebelum berkomitmen dalam investasi modal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan ekonomi dari proyek
kompleks minyak dan petrokimia yang terintegrasi tersebut. Analisis kelayakan
dilakukan pada tingkat diskon 8%, 10% dan 12%, dan menunjukkan bahwa proyek
tersebut layak. Selain itu, penelitian ini juga mengevaluasi potensi sumber dana
untuk mendanai proyek, seperti ekuitas pemegang saham, pinjaman bank dan
obligasi perusahaan. Hasil analisis merekomendasikan PT MAJU JAYA untuk
memilih pembiayaan campuran antara pinjaman bank internasional dan ekuitas
pemegang saham dengan rasio 60:40.