Pemilihan portfolio telah dipelajari secara mendalam di bidang bisnis dan ekonomi. Banyak metode-metode yang telah dikembangkan untuk membangun sebuah portfolio yang terdiversifikasi dengan baik, yang diharapkan dapat memberikan imbal balik yang baik dengan risiko yang minimal. Salah satu sumbang asih terbesar dalam bidang portfolio modern adalah pendekatan optimisasi mean dan varian oleh Markowitz. Pendekatan berdasarkan Markowitz tersebut sangat bergantung pada pergerakan harga historis suatu saham, baik dalam hal imbal balik investasi, maupun struktur korelasi antara harga sahamnya, untuk memprediksi hasil di masa mendatang. Studi yang lebih terkini, seperti yang dilakukan oleh Hong dan Wu (2016), menunjukan bahwa pergerakan harga saham di masa lampau tidak selalu menjadi bahan acuan yang baik untuk memperkirakan pergerakan harga di masa mendatang. Di periode Ketika situasi ekonomi penuh dengan volatilitas, penelitian menunjukan bahwa fundamental suatu saham lebih menentukan daripada pergerakan harga secara teknikal, maka dari itu investor wajib untuk mencari pendekatan lain dalam membangun portfolio yang terdiversifikasi untuk masa dimana pasar sedang dalam volatilitas yang tinggi.
Pendekatan lain dalam membangun portfolio yang terdiversifikasi dengan baik adalah Fundamental Indexing oleh Arnot dan Hsu (2005). Pendekatan ini bergantung pada performa fundamental perusahaan, lalu memilih saham, dan melakukan pembobotan saham dalam portfolio berdasarkan metrik-metrik tertentu secara fundamental. Di masa-masa pasar sedang dalam volatilitas yang tinggi, pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan lebih baik daripada pendekatan lain yang bergantung pada performa teknikal suatu portfolio, seperti dalam pendekatan Markowitz.
Studi sebelumnya oleh Pysarenko dkk. (2019) mencoba menggabungkan Optimisasi Mean Varian dengan Fundamental Indexing dengan hasil yang memuaskan. Predictive Blend; seperti yang diuji oleh Pysarenko dkk. (2019) menggunakan data S&P500 di bursa efek Amerika Serikat, menunjukan bahwa kombinasi baru kedua pendekatan tersebut, menghasilkan dengan lebih baik, tidak hanya dari segi imbal balik, namun juga secara rasio Sharpe. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pendekatan yang dilakukan Pysarenko dkk. dapat berfungsi dengan hasil yang sama di bursa efek Indonesia.
Dalam penelitian kali ini, peneliti membangun secara terpisah, portfolio Markowitz dan Fundamental Indexing, lalu menggunakan ratio Buffet untuk melakukan pembobotan kedua portfolio tersebut, sehinga dihasilkan suatu portfolio kombinasi baru, yang lalu di uji secara outof-sample, untuk melihat apakah imbal balik portfolio ini dapat berfungsi lebih baik dibandingkan dengan indeks acuan yaitu LQ45. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa portfolio baru hasil kombinasi secara rata-rata tahunan menghasilkan 43,89% imbal balik yang lebih tinggi dibandingkan dengan indeks acuan.
Peneilitian ini membandingkan portfolio kombinasi baru dari sudut pandang imbal balik saja. Diharapkan bahwa dengan adanya penelitian ini, akan dihasilkan penelitian-penelitian di masa mendatang yang membandingkan tidak hanya secara imbal baliknya saja, tapi juga secara sharpe ratio.