SBM ITB merupakan salah satu sekolah bisnis terbaik di Indonesia yang memelihara system manajemen kualitas berstandarisasi ISO 9001:2015, dimana hal ini merupakan salah satu bentuk komitmen SBM ITB pada penerapan kebijakan mutu-nya dalam tekad untuk memberikan pembelajaran yang unggul sesuai dengan misi SBM ITB. Dengan menerapkan kualitas system berstandard ISO ini akan memberikan pengaruh baik dalam sistem manajemen secara efektif dan juga meningkatkan kualitas Pendidikan secara berkelanjutan dengan sekala internasional. SBM ITB telah menerapkan ISO 9001 selama 9 tahun sejak ISO 9001 masih versi 2008. Namun dalam penerapanya sejak tahun 2013 hingga pembaharuan ISO 9001 ke versi 2015 saat ini, SBM ITB masih teridentifikasi memiliki jumlah ketidaksesuaian yang cukup tinggi yaitu 33 jumlah ketidaksesuaian (2019) dan 31 jumlah ketidaksesuaian (2020). Hal ini didasarkan oleh hasil audit eksternal yang secara rutin diselenggarakan tiap tahun-nya.
Tujuan riset ini untuk mengevaluasi SBM ITB dalam memelihara kualitas mutu yang berstandarisasi ISO 9001:2015 dengan menggunakan metode Analisa kesenjangan yang berlandaskan 10 klausul dalam ISO 9001:2015 itu sendiri dengan framework Plan-DO-CheckAct (PDCA). Serta dikombinasikan dengan pemikiran berbasis resiko pada setiap kegiatan pengumpulan data-nya. Metode pengumpulan data melakukan pendekatan kualitatif dengan focus dalam wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD) terhadap 4 unit terpilih (Program study of MBA, Unit of Quality Assurance & Accreditation, Unit of Career, Alumni &
Industry, Unit of Marketing, Communication & Admission). Riset ini juga menerapkan Study Findings dan konsep pemikiran berbasis Corrective Action & Preventive Action (CAPA) untuk menentukan solution, recommendation and implementation plan yang sesuai.
Hasil penelitian menunjukan ada 2 temuan yang paling signifikan yaitu; Pertama, karyawan/staff Lack of Understanding about the context of ISO 9001:2015. Hal ini disebabkan staff tidak dapat menjawab/menjelaskan pertanyaan daripada konteks standard, tidak mengerti pertanyaan dari klausul, dan Penjelasan tidak menggambarkan standar pertanyaan yang sesuai. Hal ini di sadari bahwa ini mungkin terjadi pada karyawan dengan tingkat operasional, dengan beban kerja yang tinggi. Kedua, The Management Information System for Documentation that still does not implement integrated storage. Ini diketahui saat kesulitan menunjukan suatu dokumen sebagai persyaratan untuk ditunjukan serta lupa lokasi penyimpanan-nya.
Saran dari hasil riset ini, ialah; Pertama, Mengadakan pelatihan dasar ISO 9001:2015 secara intensif yang telah di sesuaikan dengan bisnis Pendidikan pada SBM ITB. Kedua, Membuat sistem pengelolaan dokumentasi terintegrasi untuk setiap dokumen-dokumen penting yang dibutuhkan untuk kegiatan audit. Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas sistem secara berkelanjutan, peneliti menerapkan aksi preventif, yaitu; Pertama, melakukan repository kegiatan training untuk kebutuhan organisasi dalam melakukan training serta perbaikan dan peningkatan sistem training. Kedua, Membangun sistem manajemen dokumen terintegrasi dengan bentuk elektronik/digital berupa Team Room dan Organization (Intranet).