COVER Steven Wahju Kresno
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB 1 Steven Wahju Kresno
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB 2 Steven Wahju Kresno
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB 3 Steven Wahju Kresno
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB 4 Steven Wahju Kresno
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB 5 Steven Wahju Kresno
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
Kelapa sawit yang merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia menghasilkan banyak limbah, salah satunya adalah pelepah kelapa sawit yang sampai saat ini masih belum banyak termanfaatkan. Praktik yang umum dilakukan oleh perkebunan adalah pelepah dipotong saat panen dan dibiarkan terkompos di tanah dan akan menghasilkan gas rumah kaca seperti CO2, CH4, dan N2O. Pirolisis mengubah biomassa menjadi biochar yang stabil, namun pirolisis konvensional akan melepaskan gas rumah kaca ke atmosfir. Pyrolyzer dua kamar tanpa produksi gas volatile diciptakan untuk mengatasi permasalahan ini. Pyrolyzer ini memiliki satu kamar untuk pembakaran bahan bakar pirolisis dan satu kamar untuk pirolisis biomassa. Produk gas dari kamar pirolisis seperti CO dan CH4 dialirkan ke kamar pembakaran dan dibakar sebagai bahan bakar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembakaran produk gas, temperatur, dan waktu pirolisis terhadap produksi biochar dan penggunaan bahan bakar. Selanjutnya penelitian ini mengkaji pengaruh konfigurasi reaktor seperti mengatur lebar kamar pembakaran, bentuk bahan bakar, dan jumlah bahan yang dipirolisis terhadap efisiensi penggunaan bahan bakar. Bagian akhir dari penelitian ini adalah optimisasi produksi biochar supaya dapat mencapai standar dengan biaya produksi yang rendah.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa pembakaran produk gas mengurangi 0,5 kg bahan bakar setiap 1 kg pelepah yang dipirolisis. Peningkatan temperatur dapat meningkatkan kualitas pirolisis, namun membutuhkan lebih banyak bahan bakar. Peningkatan waktu pirolisis dari 1 jam ke 2 jam hanya meningkatkan jumlah pirolisis hingga 17,3% saja. Efisiensi bahan bakar pyrolyzer yang digunakan dapat dioptimalkan dengan lebar kamar pembakaran 3 cm, bahan bakar berbentuk potongan, dan kapasitas ruang pirolisis 1,5 kg. Dengan konfigurasi optimal, pirolisis pada 500°C selama 30 menit menghasilkan biochar dengan kandungan unsur, 66,2% C, 3,54% H, dan 0,59% N. Kandungan karbon tetap 48,72%, abu 7,71%, dan volatile matter 38,3% dengan nilai bakar 22,55 MJ/kg dan membutuhkan 6,94 kg biomassa untuk setiap kg biochar. Biaya produksinya Rp 4472/kg sehingga mampu untuk bersaing dalam pasar domestik.