digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Anifa Farah Suryandari
Terbatas Perpustakaan Prodi Arsitektur
» ITB

Kampung Bahari Tambaklorok merupakan salah satu program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) oleh Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR untuk mendukung terwujudnya lingkungan perkotaan yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan. Menurut Diana (2018), proses perencanaan kampung bahari kurang melibatkan masyarakat dan muncul asumsi pembangunan semakin menyingkirkan warga asli. Pembangunan juga mendapati masalah lingkungan. Menurut peta bencana, Tambaklorok merupakan daerah rawan rob dengan ketinggian banjir 45-60 cm (Handoyo, 2016). Dalam bidang ekonomi perikanan terjadi kasus ikan dibeli murah oleh tengkulak. Hal ini karena tidak ada lagi pilihan konsumen selain tengkulak. Berdasarkan pengamatan dan wawancara, fungsi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) kurang terlihat selama beberapa tahun terakhir. Berangkat dari paparan di atas, fasilitas yang dirasa tepat untuk menjawab permasalahan di atas yaitu TPI dan sentra kuliner. TPI berfungsi sebagai pusat ekonomi perikanan Kampung Tambaklorok. Sentra kuliner berfungsi sebagai daya tarik yang diharapkan mampu mengangkat citra kampung nelayan. Dengan meleburnya kedua fungsi, diharapkan perputaran hasil tangkapan laut menjadi lebih cepat yang berarti percepatan roda ekonomi. Fasilitas dirancang di atas lahan seluas 7000 m2 . Dalam perancangan terdapat rumusan isu yang akan diselesaikan sebagai konsep dasar yaitu isu waterfront design, mitigasi bencana, dan operasional TPI. Terdapat beberapa poin waterfront design yang diterapkan yaitu menjaga kualitas air dan lingkungan, identitas bahari, akses publik, dan partisipasi publik. Isu ini dijawab dengan membentuk ruang dengan konsep waterfront park. Lahan yang merupakan langganan rob disikapi dengan memperbanyak area resapan dan pemilihan material. Terkait operasional TPI, sirkulasi produk perikanan dibuat berdekatan untuk penanganan hasil laut yang cepat dan tepat. Konsep bentuk massa bangunan menggunakan analogi gelombang. Bentuk ini ditujukan untuk merespon sisi waterfront pada lahan dan menggambarkan hidupnya aktivitas perikanan. Massa merupakan massa tunggal yang menggunakan sistem konstruksi kolom balok dengan tambahan ruang air di bagian bawah. Massa terbagi menjadi tiga zona yaitu perikanan, pasar ikan, dan sentra kuliner. Ketiga zona tersebut tertampung dalam tiga lantai.