COVER Rhesa Muhammad Faisal
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB 1 Rhesa Muhammad Faisal
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB 2 Rhesa Muhammad Faisal
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB 3 Rhesa Muhammad Faisal
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB 4 Rhesa Muhammad Faisal
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB 5 Rhesa Muhammad Faisal
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
Enhanced Oil Recovery (EOR) sudah cukup lama menjadi subjek penelitian untuk
mengatasi penurunan produksi di lapangan minyak. Low salinity waterflooding
merupakan salah satu injeksi EOR yang dapat meningkatkan efisiensi sapuan dari
injeksi di dalam pori skala mikro dengan memodifikasi sifat kebasahan batuan.
Referensi studi menunjukkan injeksi low salinity waterflooding dapat
meningkatkan faktor perolehan 3% hingga 90%. Metode analisis EOR yang saat ini
paling menjanjikan adalah microfluidic micromodel, yaitu model transparan 2-D
struktur porous dari core. Dengan menggunakan micromodel ini dapat diperoleh
visualisasi aliran fluida di dalam struktur pori skala mikro dan dapat dilakukan
analisis perolehan minyak yang dapat tercapai dari aplikasi EOR.
Pada tesis ini, alat microfluidic test kit dengan kapasitas laju alir 0,01–100 ?L/menit
dan tekanan 0–50 psig didesain dan difabrikasi kemudian dilakukan pengujian 7
skenario injeksi larutan dengan berbagai salinitas dan membandingkan recovery
factor (RF) yang diperoleh. Pola batuan homogen digunakan dalam mendesain
microfluidic chip berbahan dasar PMMA Poly(methyl methacrylate) dengan
porositas 27,8 % dan permeabilitas 2,8 Darcy. Fluida minyak yang digunakan
memiliki °API sebesar 31,9, sedangkan air formasi memiliki pH 7,5 dan salinitas
10.958 ppm. Larutan injeksi yang digunakan yaitu NaCl dan CaCl2 dengan variasi
salinitas 600, 6.000 dan 11.000 ppm. Eksperimen dilakukan pada suhu 80 – 84°C
dan tekanan atmosferik. Proses injeksi direkam menggunakan mikroskop untuk
kemudian diolah menggunakan program berbahasa Python hingga mendapatkan
data saturasi dan faktor perolehan. Injeksi menggunakan air formasi menghasilkan
RF sebesar 13%. Peningkatan RF teramati pada injeksi larutan NaCl dan CaCl2
dengan salinitas yang lebih rendah dibandingkan air formasi. Injeksi larutan CaCl2
6.000 ppm menghasilkan RF paling besar hingga 33%.