Penggunaan baterai ion litium (LIB) diprediksi akan meningkat setiap tahunnya dan sebagai
konsekuensinya jumlah baterai ion litium bekas akan ikut meningkat di masa depan. Limbah
baterai litium akan menjadi masalah lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik.
Sementara itu, pada baterai ion litium terdapat unsur-unsur dengan konsentrasi dan nilai jual
yang tinggi, seperti kobalt dan litium. Indonesia tidak memiliki sumber daya litium dan kobalt
dalam jumlah yang signifikan sehingga baterai ion litium bekas berpotensi untuk digunakan
sebagai sumber daya sekunder unsur litium dan kobalt. Salah satu cara untuk memperoleh
kembali unsur-unsur tersebut dari baterai ion litium bekas adalah dengan melakukan
pemrosesan temperatur tinggi pada baterai ion litium bekas. Pada studi ini telah dilakukan studi
kinetika reduksi katoda LiCoO2 dengan menggunakan grafit dan bahan aditif NaCl.
Percobaan dimulai dengan melakukan karakterisasi sampel LiCoO2 yang digunakan sebagai
bahan baku pada studi ini. Sampel dianalisis dengan menggunakan X-ray Diffraction (XRD)
untuk mengetahui struktur kristal dan kemurnian dari LiCoO2. Selain itu perubahan berat dan
perpindahan panas saat sampel LiCoO2 direaksikan dengan grafit dan garam NaCl dianalisis
dengan menggunakan alat Thermogravimetric-Differential Thermal Analysis (TG-DTA).
Selanjutnya, sampel LiCoO2 seberat 1,5 gram dicampurkan dan dibriket dengan tepung kanji
seberat 0,3 gram. Briket kemudian dikalsinasi dan disinter dalam muffle furnace pada
temperatur maksimum 900oC selama 290 menit. Sampel yang telah disinter ditimbang untuk
mengetahui berat awal sebelum direduksi. Tiap sampel kemudian disusun dalam krusibel
porselen dengan grafit lempengan sebagai alas dan tutupnya. Serbuk grafit juga ditambahkan
di sekitar sampel sebagai lapisan pelindung sampel dari oksidasi dengan atmosfer sekitar. Pada
percobaan dengan penambahan NaCl, garam NaCl ditambahkan pada lapisan pelindung serbuk
grafit sesuai dengan variasi yang ditargetkan. Sampel selanjutnya direduksi di dalam muffle
furnace pada variasi temperatur yang telah dipilih, yaitu 900 ?C, 1000 ?C, 1100 ?C, 1200 ?C,
dan 1300 ?C. Waktu reduksi divariasikan mulai dari 5 menit, 15 menit, 30 menit, 60 menit,
hingga 120 menit. Setelah proses reduksi selesai, sampel dikeluarkan dari muffle furnace lalu
didinginkan secara natural hingga mencapai suhu ruangan. Berat briket hasil reduksi ditimbang
beratnya dengan menggunakan neraca analitik dan kemudian dikarakterisasi lebih lanjut
dengan menggunakan XRD dan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive
Spectroscopy (SEM-EDS). Analisis XRD dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi
senyawa-senyawa yang terbentuk pada sampel hasil percobaan, sementara analisis SEM-EDS
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui mikrostruktur dan komposisi sampel hasil
percobaan.
Data hasil eksperimen kemudian dianalisis untuk memperkirakan mekanisme reduksi LiCoO2,
mempelajari pengaruh temperatur reduksi, waktu penahanan, dan penambahan NaCl terhadap
derajat reduksi LiCoO2, serta mengidentifikasi tahapan pengontrol laju reduksi LiCoO2. Hasil
TG-DTA menunjukkan bahwa reduksi LiCoO2 terjadi melalui pembentukan senyawa CoO dan
Li2CO3 pada temperatur dibawah 650 ?C, yang kemudian dilanjutkan dengan pembentukan
logam Co pada temperatur diatas 650 ?C, dan pembentukan senyawa Li2O atau LiCl pada
temperatur diatas 840 ?C. Temperatur reduksi berpengaruh terhadap jenis senyawa yang
terbentuk selama proses reduksi. Pada temperatur dibawah 900 ?C litium akan stabil sebagai
senyawa Li2CO3, pada temperatur diatas 900 ?C litium akan stabil sebagai Li2O, dan pada
temperatur diatas 1300 ?C litium menguap sebagai gas LiCl. Hasil percobaan juga
menunjukkan peningkatan temperatur menghasilkan peningkatan kehilangan berat dari sampel
yang menandakan peningkatan derajat reduksi LiCoO2. Derajat reduksi tertinggi ditemukan
pada temperatur 1300 ?C dimana semua kobalt dalam material katoda telah berubah menjadi
logam. Penambahan NaCl pada proses reduksi katoda menghasilkan pembentukan lelehan
garam LiCl dan Li2O. Lelehan garam tersebut menguap pada temperatur di atas 1100 ?C.
Analisa data kinetika mengindikasikan bahwa keseluruhan proses reduksi LiCoO2
dikendalikan oleh reaksi kimia orde-dua dengan persentase pengurangan berat sampel yang
dapat diformulasikan sebagai berikut:
= 39,83% ? [1 ? 1
?[1 + [44667exp(19934?????)]????]]