Start-up terus berkembang dan dapat ditunjukkan dengan beragamnya produk dan
jasa yang dihasilkan oleh start-up. Tantangan terbesar yang dirasakan oleh
perusahaan-perusahaan tersebut adalah bagaimana dapat tampil ke permukaan
atau dengan kata lain diakui oleh pasar sebagai produk atau jasa yang dapat
digunakan. Proyek pengembangan perangkat lunak melibatkan tingkat kegagalan
yang tinggi, yang merupakan bagian dari serangkaian besar tantangan yang
dihadapi perusahaan start-up digital. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui
faktor-faktor yang membantu dalam memilih efektivitas Scrum sebagai metodologi
untuk pengembangan produk perangkat lunak proyek tertentu di start-up digital
Indonesia. Untuk mengeksplorasi pengaruh Scrum pada efektivitas proyek dalam
pengembangan produk perangkat lunak di Perusahaan Start-up Digital Indonesia
dan untuk mengeksplorasi tiga moderator yaitu pengalaman manajemen proyek,
ukuran tim proyek dan durasi proyek memoderasi hubungan antara peran
kepemimpinan manajer proyek dan tim proyek efektifitas di Perusahaan Digital
Start-up Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dalam penelitian ini, ada lima
faktor penentu keberhasilan Scrum yang akan diuji terhadap tiga faktor
keberhasilan manajemen proyek. Dari lima faktor penentu keberhasilan Scrum,
terdapat 5 (lima) variabel independen (jadwal, ruang lingkup, sumber daya,
kepemimpinan dan kinerja tim) yang akan diuji terhadap variabel dependen
efektivitas Scrum. Selain itu, terdapat 3 (tiga) variabel moderasi yang mengontrol
hubungan antar variabel, yaitu pengalaman PM, durasi proyek, dan ukuran tim
proyek. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 100 orang dari total
populasi karyawan digital start-up Indonesia yang terlibat dalam proyek IT dengan
framework Scrum. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2020
hingga April 2021 dengan menyebarkan kuesioner. Data diambil di berbagai jenis
start-up, mulai dari e-commerce, transportasi, fintech di seluruh Indonesia.
Ukuran start-up-nya pun beragam, mulai dari decacorn, unicorn, dan early rising
start-up. Metode analisis yang digunakan adalah analisis PLS-SEM. Pengujian
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah evaluasi model pengukuran yang
terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Kemudian pengujian dilanjutkan
dengan evaluasi model struktural atau dikenal dengan inner model yang terdiri
7
dari R-square, koefisien jalur, uji t dan nilai p. Hasil analisis penelitian dan
pembahasan “Efektivitas Scrum untuk Pengembangan Produk Perangkat Lunak
pada Digital Start-up Indonesia”, dapat ditarik sebagai berikut. Terdapat
pengaruh positif dan signifikan terhadap jadwal, ruang lingkup, sumber daya dan
kepemimpinan terhadap Efektivitas Proyek Scrum untuk Pengembangan Produk
Perangkat Lunak di Digital Start up Indonesia. Pengalaman manajemen proyek,
durasi proyek, dan ukuran tim mampu memoderasi pengaruh kepemimpinan
terhadap Efektivitas Proyek Scrum untuk Pengembangan Produk Perangkat Lunak
di Digital Start up Indonesia. Meskipun penelitian sebelumnya telah menekankan
pentingnya Scrum pada pengembangan produk dan efektivitas proyek, ada
beberapa hal yang perlu dikaji ulang untuk efektivitas proyek, terutama
pengembangan start-up digital, yaitu jadwal, ruang lingkup, sumber daya,
kepemimpinan, kinerja tim dan dukungan dari pengalaman manajemen proyek.
durasi proyek dan ukuran tim. Penyelidikan saat ini mengintegrasikan teori yang
kuat dan memberikan bukti dari studi lapangan untuk efek menguntungkan pada
efektivitas proyek. Selain itu, pengalaman manajemen proyek dan durasi proyek
menunjukkan dampak yang kuat dalam mendukung pengaruh kepemimpinan
terhadap efektivitas proyek. Namun, ukuran tim sebenarnya memiliki efek moderasi
negatif pada pengaruh kepemimpinan pada efektivitas proyek. Hasilnya memiliki
beberapa implikasi yang signifikan untuk teori dan praktek.