BAB 1 OWEN ORLANDO SUMAKUL
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 2 OWEN ORLANDO SUMAKUL
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 3 OWEN ORLANDO SUMAKUL
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 4 OWEN ORLANDO SUMAKUL
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 5 OWEN ORLANDO SUMAKUL
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
PUSTAKA OWEN ORLANDO SUMAKUL
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
Perkembangan penelitian nanopartikel besi bervalensi nol didasari dari potensi
penggunaan nanopartikel tersebut dalam remediasi lingkungan. Nanopartikel besi
bervalensi nol memiliki sifat unik dan berbeda dengan sifat besi pada ukuran mikro
dan bulk. Metode untuk mensintesis nanopartikel besi bervalensi nol terbagi
menjadi dua: top-down dan bottom-up. Masalah dengan teknik fisika dan kimia
memunculkan urgensi untuk menggunakan metode bottom-up dengan teknik green
synthesis yang tepat dan ramah lingkungan. Teknik green synthesis merupakan
teknik biosintesis nanopartikel besi yang memanfaatkan senyawa metabolit dari
tumbuhan dan mikroorganisme sebagai reduktor dan capping agent. Keuntungan
dari teknik green synthesis dibandingkan teknik kimia dan fisika antara lain
produksi nanopartikel memiliki distribusi ukuran yang lebih baik, serta ramah
lingkungan dan hemat biaya. Ketersediaan tanaman dan kemudahan teknik sintesis
menjadi alasan penggunaan ekstrak tanaman dalam sintesis nanopartikel. Ekstrak
tanaman mensintesis nanopartikel dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan
mikroorganisme. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji keberhasilan
ekstrak tanaman dalam menyintesis nanopartikel besi bervalensi nol. Pada
penelitian ini, biosintesis nanopartikel besi bervalensi nol dilakukan dengan
menggunakan ekstrak daun puring (Codiaeum variegatum), ekstrak daun ciplukan
(Physalis angulata), ekstrak daun sembung (Blumea balsamifera), dan ekstrak daun
sirih (Piper betle).
Rangkaian percobaan diawali dengan preparasi larutan prekursor besi (III) klorida
dengan melarutkan FeCl3 pada air deionisasi dan preparasi larutan ekstrak setiap
jenis tanaman. Percobaan biosintesis dilakukan dengan mencampurkan larutan
prekursor besi dan larutan ekstrak tanaman pada parameter temperatur, konsentrasi
ekstrak, konsentrasi prekursor, dan waktu sintesis yang divariasikan. Terjadi
perubahan warna larutan biosintesis menjadi gelap atau hitam yang
mengindikasikan terbentuknya nanopartikel besi bervalensi nol dalam larutan.
Larutan hasil biosintesis dikarakterisasi dengan Eh-pH meter dan FTIR.
Berdasarkan analisis hasil percobaan, diperoleh nilai optimum dari masing-masing
parameter, antara lain: temperatur 25 °C, konsentrasi ekstrak 60 g/L, konsentrasi
prekursor 0,1 M, dan waktu sintesis 10 menit. Hasil karakterisasi menunjukkan
bahwa ekstrak tanaman dengan kemampuan terbaik untuk menyintesis nanopartikel
besi bervalensi nol adalah ekstrak daun tanaman ciplukan.