digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aulia Gusli Arrahman
PUBLIC Resti Andriani

Pada bidang industri, 20–40% korosi internal pada pipa minyak dan gas disebabkan oleh Microbiologically Influenced Corrosion (MIC) atau biokorosi. MIC dapat terjadi karena adanya sulphate reducing bacteria (SRB). Untuk mengontrol pertumbuhan mikroba, dapat digunakan biosida. Namun, penggunaan biosida berbahan kimia memiliki kekurangan karena berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, dikembangkan solusi alternatif penggunaan nanopartikel tembaga (Cu-NPs) sebagai biosida. Sintesis Cu-NPs dengan metode fisika dan kimia mengalami kekurangannya masing-masing sehingga dikembangkanlah metode biosintesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalisasi parameter biosintesis Cu-NPs menggunakan prekursor CuSO4.5H2O dengan ekstrak daun kratom (Mitragyna speciosa). Selanjutnya, Cu- NPs dikarakterisasi lalu digunakan untuk pengujian antibakteri serta pengujian antibiokorosi pada bakteri pereduksi sulfat. Serangkaian percobaan optimalisasi parameter telah dilakukan menggunakan analisis UV-Vis Spektrofotometer. Cu-NPs kemudian diendapkan menggunakan sentrifugasi selama 10 menit. Cu-NPs dikarakterisasi dengan SEM-EDS, FTIR, dan XRD. Selanjutnya, dilakukan inokulasi bakteri menggunakan medium Luria- Bertani (LB Broth) selama ± 2 hari. Bakteri yang digunakan pada uji antibakteri adalah E. coli dan Staphylococcus saprophyticus strain SKC/YLP-3 (YLP 3) dengan menghitung diameter zona inhibisi pada tiap variasi konsentrasi Cu-NPs. Setelah itu, pengujian antibiokorosi dilakukan dengan uji perendaman baja karbon API 5L X52M ke dalam medium air laut, air laut dengan bakteri Citrobacter freundii strain SKC-4 (BS-5), dan air laut dengan penambahan BS-5 serta Cu- NPs. Laju korosi dihitung dengan metode weight loss. Parameter optimal untuk temperatur, konsentrasi prekursor, rasio VE:VP, dan waktu sintesis secara berurutan adalah 40°C, 20 mM, 1:1, dan 30 menit. Diameter zona inhibisi pada bakteri E. coli adalah 12,3 mm pada 4,4 g/L, 9,6 mm pada 2,2 g/L, 6,3 mm pada 1,5 g/L, dan 24,6 mm pada penisilin, sedangkan diameter zona inhibisi pada bakteri YLP 3 adalah 13,3 mm pada 4,4 g/L, 6,83mm pada 2,2 g/L, 6,3 mm pada 1,5 g/L, dan 26 mm pada penisilin. Laju korosi baja karbon API 5L X52M sebesar 0,112 mm/t pada medium air laut, 0,03 mm/t pada medium air laut dengan penambahan BS-5, dan 0,13 mm/t pada medium air laut dengan penambahan BS-5 dan Cu-NPs.