digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak_Radhia Riski
PUBLIC Open In Flipbook yana mulyana

Ciplukan (Physalis angulata L) merupakan salah satu tanaman dari family solanaceae yang secara empiris digunakan untuk pengobatan malaria, asma, hepatitis, dermatitis, dan reumatik. Ciplukan mengandung senyawa fenolik, flavonoid, kumarin, dan terpenoid sehingga potensial dikembangkan sebagai imunostimulan alami. Formulasi bahan alam menjadi bentuk sediaan tablet umumnya membutuhkan dosis besar sehingga menghasilkan tablet yang berukuran besar dan kurang efisien. Salah satu bentuk sediaan yang dapat menampung zat aktif dalam jumlah besar adalah tablet efervesen. Namun, tantangan terbesar dari tablet efervesen adalah proses pembuatannya yang memerlukan kondisi higrotermal terkontrol (kelembaban relatif 20% pada suhu 25?). Hal ini membuat proses pembuatan tablet efervesen menjadi mahal, karena dibutuhkan biaya yang besar dalam mencapai dan mempertahankan kelembaban relatif. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikembangkan tablet efervesen dengan memodifikasi permukaan komponen basa melalui penyalutan agar pengempaan dapat dilakukan pada suhu ruang dan kelembaban relatif normal. Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain karakterisasi ekstrak, uji aktivitas imunostimulan in vivo dan in vitro, penyalutan natrium bikarbonat, dan formulasi tablet efervesen. Pada tahap karakterisasi ekstrak dilakukan standardisasi, uji total fenolik, penetapan kadar zat aktif menggunakan HPLC, analisis LC-MS, dan uji in silico senyawa aktif dalam ekstrak ciplukan terhadap mannose binding protein dan nitrite oxide synthase. Pada tahap uji aktivitas imunostimulan in vivo dilakukan pengukuran hematologi meliputi kadar leukosit, limfosit, monosit, dan granulosit dari hewan coba tikus jantan yang diinduksi ekstrak buah ciplukan, sementara pada uji in vitro dilakukan pengujian viabilitas dan produksi nitrit oksida pada sel RAW 264,7 yang diinduksi ekstrak ciplukan. Tahap penyalutan natrium bikarbonat dilakukan dengan metode fluid bed coating menggunakan tiga variasi polimer: PEG 10%, HPMC 0,1%, serta kombinasi HPMC 0,1%: PEG 10% (1:0,4). Partikel yang telah tersalut kemudian dikarakterisasi berdasarkan kandungan lembab, densitas, sifat alir, porositas, morfologi, karakteristik termal, analisis FT-IR, dan pelepasan karbon dioksida. Selanjutnya dilakukan pengempaan natrium bikarbonat hasil salut dengan asam sitrat pada suhu ruang dan kelembaban relatif normal dan dievaluasi meliputi pengamatan visual, perubahan bobot, rasio perubahan volume, dan waktu hancur. Tahap formulasi tablet efervesen dilakukan dengan optimasi komposisi asam, basa, dan pengikat menggunakan desain box behnken. Formula optimum selanjutnya dikempa pada suhu ruang dan kelembaban relatif normal lalu dievaluasi kestabilan fisiknya. Hasil standardisasi menunjukkan ekstrak buah ciplukan memiliki susut pengeringan 0,17%, bobot jenis 1,02 g/ml, kadar abu total 2,94%, kadar senyawa larut air 67,33%, dan kadar senyawa larut etanol 75,64%. Uji total fenolik dan penetapan kadar zat aktif menunjukkan ekstrak buah ciplukan memiliki total fenolik 2,90 mg/G asam galat dan kadar zat aktif asam galat sebesar 4,39 µg/mg. Analisis LC-MS menunjukkan terdapat 16 senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak buah ciplukan meliputi golongan senyawa fenolik, flavonoid, kumarin, terpenoid, dan glikosida. Uji in silico menunjukkan senyawa (2S,3S)-3,5,7-trihydroxy-2-(4-hydroxyphenyl)-2,3-dihydrochromen-4-one yang terdapat dalam ekstrak buah ciplukan memiliki afinitas yang tinggi terhadap reseptor mannose binding protein dan nitrite oxide synthase dengan nilai energi ikatan masing-masing -4,34 kcal/mol dan -6,61 kcal/mol serta konstanta inhibisi masing-masing 661,04 uM dan 14,33 uM. Hasil uji imunostimulan in vivo menunjukkan pada dosis 300 mg/70 kg BB ekstrak buah ciplukan dapat meningkatkan kadar leukosit, limfosit, monosit, dan granulosit pada hewan coba tikus wistar jantan, sedangkan hasil uji in vitro pada sel RAW 264,7 menunjukkan viabilitas sel yang diinduksi ekstrak buah ciplukan rata-rata diatas 100% sampai konsentrasi 500 ppm serta produksi nitrit oksida lebih tinggi pada sel yang diinduksi ekstrak buah ciplukan dibandingkan perlakuan lainnya. Hasil penyalutan menunjukkan natrium bikarbonat yang disalut PEG 10% dapat menghasilkan serbuk natrium bikarbonat dengan karakteristik fisik yang memenuhi persyaratan dari segi kandungan lembab, densitas, sifat alir, dan porositas. Penyalutan tidak menyebabkan perubahan sifat termal dari serbuk serta terdapat interaksi antara PEG dengan natrium bikarbonat. Pengempaan natrium bikarbonat-PEG 10% dengan asam sitrat menunjukkan penampakan visual yang lebih baik dibanding dengan tablet lainnya, perubahan bobot yang lebih rendah, rasio perubahan volume yang rendah, serta waktu hancur yang lebih lambat dari natrium bikarbonat tanpa salut namun masih memenuhi persyaratan waktu hancur tablet efervesen. Optimasi formula menggunakan desain box-behnken menghasilkan komposisi optimal untuk tablet efervesen ekstrak buah ciplukan. Komposisi asam, basa, dan pengikat yang diperoleh masing-masing adalah 2,83 mol, 7,98 mol, dan 3,55%. Hasil evaluasi formula optimum menunjukkan tablet memenuhi persyaratan kestabilan fisik dan daya alir yang lebih baik dibandingkan tablet efervesen dengan komponen basa tanpa penyalut.