Virus Dengue (DENV) adalah virus yang menyebabkan penyakit demam berdarah dengue di Indonesia.
Variasi empat serotipe DENV menyebabkan tantangan bagi pengembangan vaksin akibat adanya
Antibody Dependent Enhancement (ADE) dan Original Antigenic Sin yang meningkatkan keparahan
penyakit. Vaksin DENV komersial dinilai kurang efektif karena tidak dapat menginduksi respon sel T.
Padahal respon sel T yang bereaksi silang bersifat protektif antara serotipe DENV. Salah satu metode
pembuatan vaksin adalah Reverse Vaccinology (RV), yaitu mengidentifikasi kandidat vaksin potensial
menggunakan data genomik dan proteomik dari organisme tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
memprediksi dan menyeleksi epitop HTL, CTL, dan BCL DENV untuk populasi Indonesia dengan
pendekatan RV, mengkonstruksi dan menyeleksi konstruk vaksin multi-epitop DENV, memprediksi
dan memvalidasi model struktur tiga dimensinya, memprediksi interaksi antara konstruk vaksin dengan
TLR dan epitop sel T dengan reseptor MHC melalui analisis docking, dan melakukan in silico cloning.
Metode penelitian dilakukan dengan mengkoleksi data protein DENV dari NCBI sebanyak 62.249
sekuens, penggabungan tiap protein seluruh serotipe dan melakukan seleksi data sehingga menjadi
16.189 sekuens, Multiple Sequence Alignment, analisis keragaman dengan parameter konservasi ? 98%
sehingga didapatkan 53 kandidat epitop yang lestari. Kemudian, dilakukan prediksi epitop CTL dan
HTL dengan Human Leukocyte antigen (HLA) masyarakat Indonesia, prediksi cakupan populasi serta
prediksi epitop sel B dari epitop HTL. Hasil prediksi epitop dipilih dan disatukan dalam satu konstruk
vaksin menggunakan 3 variasi adjuvan dan 3 variasi jumlah epitop. Setelah itu dilakukan seleksi 9
konstruk tersebut melalui karakterisasi dan komparatif menggunakan vaksin multi-epitop yang telah
diuji secara in vivo. Konstruk terpilih lalu diprediksi struktur sekunder dan tersiernya serta divalidasi
menggunakan dengan plot Ramachandran, skor ERRAT, dan Z-score. Lalu, dilakukan analisis docking
konstruk vaksin dengan TLR dan epitop dengan molekul MHC dan diakhiri dengan in silico cloning.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 5 epitop CTL dari protein NS5 dan 9 epitop HTL (dengan 3
epitop tumpang tindih dengan epitop BCL) dari protein NS5 dan NS1 yang bersifat antigenik, nonalergen,
non-toksik, hidrofilik, induser sitokin, tidak mirip dengan protein manusia dan tikus yang
kemudian dikonstruksi menjadi satu konstruk vaksin. Hasil seleksi konstruk vaksin menunjukkan 3
konstruk terbaik dengan kombinasi adjuvan 50S Ribosomal protein L7/L12 Mycobacterium
tuberculosis atau CTB, dengan linker EAAAK dan GPGPG, serta mengandung 14 epitop atau 12 epitop
dengan cakupan populasi Indonesia sebesar 96,27%. Ketiga konstruk ini memiliki panjang 312-338
AA, bersifat antigenik, non-alergen, non-toksik, hidrofilik, soluble, termostabil, tidak memiliki protein
transmembran, dan struktur tersiernya tervalidasi memiliki kualitas yang baik. Seluruh hasil analisis
docking menunjukkan bahwa interaksi antara konstruk vaksin dengan TLR serta epitop sel T dengan
reseptor MHC dapat berlangsung secara spontan (energetically feasible) dan KV3 merupakan konstruk
terbaik. In silico cloning KV3 pada plasmid pRSET A berhasil dilakukan dan berpotensi untuk menjadi
vaksin komersial DENV pada tahapan validasi in vitro dan pre-klinis.