Pada abad ke-21, transformasi perdesaan kembali banyak didiskusikan dalam
prespektif pengembangan wilayah. Transformasi perdesaan dicirikan oleh
transformasi struktural yaitu pergeseran mata pencaharian dari pertanian ke nonpertanian. Transformasi perdesaan semakin kuat terjadi karena perkembangan TIK
dari adanya penetrasi media massa dan kemudahan akses pada wilayah lain. Di sisi
lain, pergeseran ekonomi di perdesaan juga mendorong peluang adanya TIK di
perdesaan. Transformasi struktural perdesaan dan keberadaan TIK dapat saling
memengaruhi, namun masih diperlukan pemahaman langsung mengenai pola
hubungan TIK dan transformasi struktural perdesaan. Oleh karena itu, penelitian
ini ditujukan untuk mengidentifikasi hubungan antara keberadaan TIK dengan
transformasi struktural perdesaan di Pulau Jawa. Studi penelitian ini dibatasi pada
Pulau Jawa yang dipilih karena merupakan pulau pusat pemerintahan, memiliki
banyak kota besar dan wilayah perdesaan, serta mengalami berbagai program
pembangunan infrastruktur sehingga dapat memberi gambaran yang beragam pada
kondisi transformasi struktural dan TIK. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif
dengan menggunakan data sekunder dari Data Potensi Desa bersumber dari
Bappenas pada tahun 2003, 2014, dan 2018. Penelitian ini menghasilkan
kesimpulan bahwa keterhubungan antara TIK dan transformasi perdesaan terjadi
dua arah. Keberadaan TIK semakin mendorong terjadinya transformasi perdesaan
dan fenomena transformasi perdesaan juga terjadi sejalan dengan perkembangan
TIK. Tersedianya berbagai TIK di perdesaan, terutama TIK yang digunakan seharihari, memengaruhi pergeseran mata pencaharian dari pertanian ke non-pertanian.
Yang mana hal ini dapat menjadi indikasi bahwa keberadaan TIK memberi
pengaruh peningkatan produktivitas ekonomi. Sebaliknya, transformasi struktural
juga memiliki pengaruh mendorong keberadaan berbagai jenis TIK, seperti TIK
sederhana, lebih maju, dan internet, sehingga perkembangan perekonomian
masyarakat juga sejalan dengan peningkatan kebutuhan TIK. Simpulan ini dapat
dijadikan pertimbangan dalam upaya pengembangan perdesaan sehingga
pembangunan infrastruktur telekomunikasi dapat dijadikan salah satu prioritas
beserta dengan pembangunan infrastruktur pendidikan, kesehatan, jalan, listrik, air
bersih, dan sanitasi.