digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Andi Mutiara Cahyani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Andi Mutiara Cahyani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Andi Mutiara Cahyani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Andi Mutiara Cahyani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Andi Mutiara Cahyani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Andi Mutiara Cahyani
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Penyakit terkait sistem saraf pusat (SSP) masih menjadi isu kesehatan publik karena membutuhkan pengobatan dan penghantaran dalam jumlah yang tepat. Makromolekul, termasukmateri genetik, protein dan peptida memiliki potensi yang besar untuk mengatasi penyakit terkait SSP seperti Alzheimer’s Disease, Parkinson’s Disease, multiple sclerosis dan lain-lain. Namun sekitar 95-98% molekul asing terhalang untuk masuk ke SSP karena keberadaan penghalang fisik berupa sawar darah-otak (blood-brain barrier/BBB) dan sawar cairan darah-serebrospinal (blood-cerebrospinal fluid barrier/BCSFB) serta penghalang metabolik berupa enzim sehingga dapat menurunkan efektivitas penghantaran makromolekul. Salah satu strategi untuk mengatasi penghalang adalah penghantaran menuju otak melalui administrasi intranasal (nose-to-brain/N2B) yang dapat mencegah degradasi enzim, mengurangi toksisitas pada organ major perifer, menghindari first pass metabolism, meningkatkan penargetan ke otak, dan bersifat noninvasif. Oleh karena itu diperlukan informasi mengenai pengaruh sifat fisikokimia seperti ukuran dan muatan permukaan nanopartikel pada penghantarannya menembus mukosa nasal, mekanisme transportasi, dan distribusinya pada otak. Kajian ini dilakukan dengan menelusuri, mengumpulkan, dan menganalisis data dari mesin pencari meliputi Google Scholar dan situs Pubmed. Kajian pustaka ini menunjukkan ukuran partikel <200 nm memiliki waktu residen lebih lama, kemampuan penetrasi lebih baik, dan kecepatan transpor yang lebih signifikan dalam penghantaran N2B. Selain itu, muatan permukaan positif dapat meningkatkan waktu residen karena minimum mucociliary clearance. Meskipun begitu, nanopartikel bermuatan netral dan negatif dapat dihantarkan dengan cepat tetapi berpengaruh pada clearancenya yang cepat dari mukosa. Nanokarier dapat dimodifikasi lebih lanjut menggunakan protein/peptida berupa lektin, peptida penembus sel (Cell-Penetrating Peptide/CPP) atau ligan lain seperti laktoferin untuk meningkatkan internalisasi ke sel. Dengan itu, penggunaan polimer kationik dan lipid kationik dapat dimanfaatkan untuk membentuk nanokarier yang dapat melindungi makromolekul dari degdarasi dan meningkatkan waktu residennya pada ruang nasal.