COVID-19 menyebar dengan sangat cepat di masa pandemi ini. Pemerintah dari
berbagai negara mulai kewalahan untuk mengatasi penyebaran virus tersebut.
Beberapa cara telah dilakukan seperti social distancing dan lockdown, tetapi hal
tersebut tidak bisa dilakukan selamanya. Oleh sebab itu, beberapa negara termasuk
Indonesia mulai menerapkan teknologi pelacakan kontak.
Pelacakan kontak dilakukan dengan mendeteksi pergerakan seseorang ketika
sedang bepergian atau berkunjung ke suatu tempat oleh pihak berwenang. Salah
satu usaha melakukan pelacakan kontak adalah membuat aplikasi berbasis mobile.
Sayangnya, penggunaan aplikasi ini masih belum optimal akibat sedikitnya
pengguna. Salah satu faktor yang memengaruhi adalah desain interaksi dari
berbagai aplikasi yang kurang memenuhi kebutuhan baik sistem maupun pengguna.
Tugas Akhir ini membahas dan meneliti desain interaksi apa saja yang harus
diterapkan pada fitur-fitur yang diimplementasikan pada aplikasi pelacakan kontak
menggunakan metode design thinking.
Proses perancangan solusi dimulai dengan melakukan pengumpulan kebutuhan
melalui empathy, merumuskan pernyataan kebutuhan, menentukan fitur, membuat
arsitektur informasi, membuat low fidelity, dan membuat high fidelity. Tahap
tersebut dilakukan iteratif hingga pengujian formatif mendapatkan skor SUS
acceptable atau di atas 80 dan skor SEQ di atas 6.5 sebagai bukti bahwa desain
memenuhi konsep MEELS yang ada pada usability testing. Analisis yang dilakukan
membuktikan rancangan solusi dilakukan dengan 2 kali iterasi dan mencapai skor
SUS dan SEQ hingga 81 dan 6,76 berturut-turut.