COVER Khalid Haidar Dzar Al Ghifari
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Khalid Haidar Dzar Al Ghifari
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Khalid Haidar Dzar Al Ghifari
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Khalid Haidar Dzar Al Ghifari
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Khalid Haidar Dzar Al Ghifari
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Khalid Haidar Dzar Al Ghifari
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Khalid Haidar Dzar Al Ghifari
PUBLIC Alice Diniarti
Turbiditas adalah sifat optik air yang mengukur pengurangan intensitas cahaya pada kolom perairan. Kota Cirebon merupakan salah satu sentra perikanan tangkap di Indonesia yang mempunyai komposisi ikan sebanyak 20 spesies dan perubahan turbiditas dapat mengakibatkan penurunan komposisi ikan, penurunan tingkat produktivitas primer perairan dan tingkat kemampuan makan ikan. Survei dilakukan untuk mendapatkan data turbiditas observasi dan HydroColor. HydroColor adalah aplikasi handphone yang dapat digunakan untuk memperoleh data turbiditas. Selain itu, citra Landsat 8 OLI dapat dimanfaatkan untuk memperoleh persebaran turbiditas perairan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengestimasi nilai turbiditas menggunakan aplikasi HydroColor dan citra satelit, serta menganalisis distribusi spasial dan variasi temporal turbiditas Perairan Cirebon. Pengambilan data observasi dan HydroColor dilakukan pada tanggal 6 September 2020, sedangkan data satelit yang digunakan adalah citra Landsat 8 OLI tahun 2020.
HydroColor telah mengestimasi turbiditas Perairan Cirebon dan memiliki nilai korelasi dengan data observasi yang cukup baik, yaitu 0,55. Sedangkan citra satelit Landsat 8 OLI telah mengestimasi turbiditas perairan menggunakan algoritma yang memanfaatkan band 4 (B4) dengan nilai korelasi sebesar 0,71, R2 sebesar 0,50 dan nilai RMSE sebesar 0,38. Algoritma yang digunakan adalah: Turbiditas =90,135×B4-0,2683. Turbiditas tinggi di Perairan Cirebon terdistribusi pada daerah pesisir dan mulut sungai, sedangkan daerah laut cenderung memiliki turbiditas yang paling rendah. Daerah yang berbentuk tanjung cenderung memiliki turbiditas tinggi yang terdistribusi lebih jauh ke laut. Curah hujan memiliki peran besar dalam mempengaruhi variasi turbiditas pada daerah mulut sungai dengan korelasi sebesar 0,50, sedangkan tinggi gelombang memiliki peran besar terhadap dalam mempengaruhi variasi turbiditas pada daerah laut dengan korelasi sebesar 0,41. Musim hujan (DJF) memiliki rata-rata turbiditas tertinggi, sedangkan musim peralihan 2 (SON) memiliki turbiditas terendah.