BAB 1 Arsyad Bakhtiar
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 2 Arsyad Bakhtiar
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 3 Arsyad Bakhtiar
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 4 Arsyad Bakhtiar
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 5 Arsyad Bakhtiar
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
PUSTAKA Arsyad Bakhtiar
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
Biobenefisiasi batubara merupakan salah satu metode benefisiasi batubara
dengan memanfaatkan bakteri. Proses ini relatif lebih murah dan lebih ramah
lingkungan dibandingkan proses lainnya. Penelitian mengenai biobenefisiasi
batubara ini terus dilakukan dengan tujuan dapat mereduksi pengotor dalam
batubara yaitu kandungan abu dan sulfur batubara. Kandungan abu yang tinggi
dalam batubara dapat menyebabkan kandungan bottom ash dan fly ash tinggi
setelah pembakaran. Sedangkan, kandungan sulfur (sulfur organik dan
anorganik ) yang tinggi dalam batubara akan menghasilkan gas SO2 dan dapat
menyebabkan hujan asam serta korosi pada peralatan pabrik.
Biobenefisiasi dengan metode biooksidasi menggunakan bakteri mixotrof
pengoksidasi besi dan sulfur dilakukan karena lebih tahan terhadap pH larutan
dan mampu memanfaatkan kandungan senyawa organik batubara. Tantangan
ke depan adalah diperlukan proses dalam skala lebih besar. Pada penelitian ini
akan dilakukan biobenefisiasi batubara pada reaktor kolom dengan tinggi 30
cm dan diameter 5 cm. Medium tumbuh bakteri yang digunakan adalah SKC8-
broth (air asam tambang, limbah tempe, dan molase). Variabel percobaan
berupa kombinasi ukuran partikel, penambahan molase, konsentrasi bakteri,
dan waktu proses dipelajari pada penelitian. Analisis batubara sampel dan hasil
biobenefisiasi dilakukan seperti analisis proksimat, sulfur total, bentuk sulfur,
dan nilai kalori dilakukan dengan mengacu pada standar ASTM D3174 (abu),
ASTM D3175 (volatile matter), ASTM D3177 (sulfur total), ASTM D2492
(bentuk sulfur), dan ASTM D2015 (nilai kalori). Sementara itu, kandungan
mineral, morfologi permukaan, unsur, dan ikatan kimia batubara sebelum dan
sesudah proses masing-masing juga dilakukan analisis dengan XRD (X-Ray
Diffraction), SEM-EDX (Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive XRay),
dan FTIR (Fourier Transform InfraRed).
Hasil percobaan biobenefisiasi menggunakan bakteri Pseudomonas
plecoglossicida strain SKCSH-9 pada reaktor kolom menghasilkan persen
reduksi abu dan sulfur total tertinggi masing-masing sebesar 54,53%-db dan
41%-db (ukuran partikel -8+14#, penambahan molase 20 gram/liter,
konsentrasi bakteri 20% (v/v), dan waktu proses 10 hari). Hasil analisis XRD
padatan hasil biobenefisiasi diperoleh penurunan intensitas peak pada mineral
kuarsa, pirit, gipsum, manganosit, dan molibdit. Analisis SEM-EDX padatan
hasil biobenefisiasi ditemui perubahan struktur permukaan batubara menjadi
kasar, berpori, dan agglomerate serta terjadi perubahan unsur C, O, dan S
batubara. Analisis FTIR padatan hasil biobenefisiasi menunjukkan terjadi
perubahan intensitas pada bilangan gelombang 3.408 cm-1 (O-H streching),
2.920 cm-1 (Aliphatic C-H stretching), 1.612 cm-1 (Aromatic C=C), 1.442 cm-
1 (S=O sulfat), 1.166 cm-1(pirit), 1.118 cm-1 (clay minerals), 813 cm-1
(Aliphatic thiol C-S stretching) dan 450 cm-1 (S-S).
Biobenefisiasi batubara dengan reaktor kolom dengan bakteri mixotrof
pengoksidasi besi dan sulfur (Pseudomonas plecoglossicida strain SKCSH-9)
menunjukkan hasil yang positif untuk dapat mereduksi abu dan sulfur. Hal ini
dapat mengindikasikan bahwa proses biobenefisiasi batubara dapat
dipertimbangkan untuk diteliti lebih lanjut dengan skala yang lebih besar.