digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rifqi M Syahrial A
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Rifqi M Syahrial A
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Rifqi M Syahrial A
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Rifqi M Syahrial A
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Rifqi M Syahrial A
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Rifqi M Syahrial A
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Rifqi M Syahrial A
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2021 TA PP RIFQI MUHAMMAD SYAHRIAL ABHITAH_LAMPIRAN.pdf]
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Kawasan Leuwipanjang merupakan salah satu transport hub di Kota Bandung yang sekaligus menjadi salah satu gerbang keluar dan masuk orang yang menggunakan angkutan darat berupa bus. Dalam Bandung Urban Mobility Project (BUMP) tahun 2015, Kawasan Leuwipanjang merupakan salah satu kawasan yang direkomendasikan akan dikembangkan sebagai kawasan berorientasi transit (TOD). Meskipun direkomendasikan dan direncanakan sebagai kawasan berorientasi transit, namun hingga saaat ini pemerintah Kota Bandung belum melakukan tindak lanjut untuk mewujudkannya. Keragaman persoalan kawasan yang sudah terbangun, ketidakpastian rencana pembangunan kereta api ringan, dan persoalan kewenangan menyebabkan upaya perwujudan Kawasan tersebut tidak mudah. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan Kawasan Berorientasi Transit Leuwipanjang berdasarkan eksplorasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman kawasan dalam pengembangannya. Perumusan Strategi dilakukan dengan menggunakan analisis internal dan eksternal menggunakan kriteria manajemen dan kriteria lingkungan yang nantinya akan menghasilkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Setelah itu, dilakukan analisis SWOT untuk merumuskan strategi pengembangan. Selain itu, juga dilakukan analisis IFAS-EFAS untuk mengetahui strategi yang diprioritaskan. Hasil studi menunjukkan bahwa kawasan memiliki beberapa kekuatan salah satunya adalah kawasan yang memiliki beragam aktivitas dan pemanfaatan ruang menjadikan Kawasan Leuwipanjang kompak. Kawasan tersebut juga memiliki beberapa kelemahan salah satunya adalah belum ada rencana spasial maupun non-spasial untuk Kawasan Berorientasi Transit secara skala kota ataupun spesifik Kawasan Leuwipanjang. Kawasan juga memiliki peluang yang salah satunya adalah adanya pedoman pengembangan kawasan berorientasi transit yang sangat komprehensif. Selain itu, juga terdapat ancaman yang salah satunya adalah belum adanya arahan dan perencanaan dari skala provinsi dan nasional. Strategi utama dalam pengembangan Kawasan Leuwipanjang sebagai kawasan berorientasi transit adalah pengembangan Kawasan Terminal sebagai pelopor guna lahan campuran (perkantoran dan hunian) di Kawasan Berorientasi Transit Leuwipanjang dan Melakukan kerjasama pemerintah lokal dan swasta dalam mengembangkan Kawasan Berorientasi Transit Leuwipanjang sebagai sub economic hub yang dapat menarik investasi dan peluang kerja baru